Meneladani Jalan Taqwa: Khutbah Jum'at Siang Tadi Kupas Tuntas Ciri-Ciri Penghuni Surga
![]() |
| Doc.Penulis |
Jendelakita.my.id – Suasana penuh kekhusyukan menyelimuti pelaksanaan ibadah Salat Jumat siang tadi di Masjid Hibatullah, Air Temam Selatan 1, Kota Lubuklinggau. Khutbah Jumat kali ini disampaikan oleh Bapak Dasimin Ali Said selaku khatib, yang mengangkat tema fundamental dalam Islam, yaitu “Ciri-Ciri Penghuni Surga (Ahlul Jannah).”
Dalam tausiyahnya, Bapak Dasimin Ali Said menekankan bahwa surga bukanlah hadiah yang diperoleh tanpa usaha, melainkan balasan bagi mereka yang gigih memurnikan ibadah dan mampu mengendalikan diri selama hidup di dunia. Beliau menguraikan beberapa ciri khas yang melekat pada pribadi calon penghuni surga.
Dalam khutbahnya, Bapak Dasimin Ali Said memaparkan setidaknya empat ciri utama yang patut dicontoh oleh setiap Muslim. Pertama, selalu bertaubat (kembali kepada Allah). Beliau menekankan pentingnya sifat tawwab (orang yang selalu bertaubat). Manusia tidak luput dari dosa, namun ciri penghuni surga adalah mereka yang segera kembali kepada Allah ketika diri dipenuhi dosa, dengan menyesalinya, memohon ampun, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
Kedua, selalu menuruti perintah Allah. Kepatuhan (ita‘ah) total terhadap segala perintah serta menjauhi larangan Allah menjadi pondasi utama kehidupan seorang Muslim. Hal ini mencakup seluruh aspek kehidupan, baik ibadah ritual maupun muamalah (hubungan antar manusia).
Ketiga, menjaga silaturahmi dan berbuat baik. Penghuni surga adalah mereka yang hatinya bersih, gemar menyambung tali persaudaraan (silaturahmi), serta ringan tangan dalam berbuat kebaikan kepada sesama tanpa memandang status atau latar belakang.
Keempat, mengendalikan amarah dan pemaaf. Ciri yang tak kalah penting ialah kemampuan menahan diri dari amarah dan memiliki jiwa pemaaf yang lapang. Orang yang mampu mengendalikan emosi saat disakiti menunjukkan kekuatan iman dan kematangan spiritual.
Khutbah ini disambut antusias oleh para jamaah yang memadati Masjid Hibatullah. Pesan-pesan yang disampaikan diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi umat Islam untuk senantiasa memperbaiki diri, baik dalam hubungan vertikal kepada Allah—seperti melalui ibadah salat berjemaah—maupun dalam hubungan horizontal dengan sesama manusia.

