Kecerdasan Tak Terbatas
Jendelakita.my.id. - Kecerdasan tak terbatas adalah kecerdasan Allah. Dengan kecerdasan-Nya itulah Allah menciptakan alam semesta, mengatur, memelihara, dan mengurusnya. Dengan kecerdasan-Nya yang tidak terbatas, Allah menggerakkan dan mengatur peredaran matahari, bumi, bulan, bintang-bintang, atom, udara, dan segala ciptaan-Nya. Dengan kecerdasan-Nya yang tidak terbatas, Allah menetapkan ukuran segala sesuatu sehingga tiada sesuatu pun dari ciptaan-Nya yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (yaitu) orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. 4: 199–191).
Dengan kecerdasan-Nya yang tidak terbatas, Allah memasukkan dan mengeluarkan napas kita, menggerakkan jantung kita, mengalirkan darah kita, dan mendistribusikan sari makanan ke seluruh bagian tubuh kita. Dengan kecerdasan-Nya yang tidak terbatas, Allah menggerakkan pikiran, kesadaran, perasaan, dan keinginan kita. Pengaturan tata kerja pikiran, kesadaran, perasaan, dan keinginan yang supercanggih itu tidak bisa dibayangkan tanpa adanya perancang yang Mahacerdas dengan kecerdasan yang tidak terbatas.
Dengan kecerdasan-Nya yang tidak terbatas, Allah menciptakan manusia yang dilengkapi dengan kecerdasan yang terbatas. Dengan kecerdasannya yang terbatas, manusia bisa menciptakan, mengatur, memelihara, dan menjaga wujudnya yang terbatas. Manusia dapat mengembangkan kecerdasannya yang terbatas itu sampai ke tingkat yang tidak terbatas dengan pertolongan kecerdasan yang tidak terbatas, baik melalui petunjuk-Nya secara tertulis (ayat-ayat Al-Qur’an), petunjuk-Nya secara tidak tertulis (ayat-ayat kauniah), maupun petunjuk-Nya secara alamiah (ayat-ayat ilhamiah, ilmu laduni, pengajaran langsung dari Allah) (QS. 96: 5).
Tanpa pertolongan kecerdasan yang tidak terbatas, manusia tidak dapat melintasi keterbatasannya. Ia hanya akan berkutat dan terkungkung dalam kecerdasannya yang terbatas, sehingga hanya mampu menjangkau yang terbatas. Apa yang dilihat, dicita-citakan, dan dituju pun hanya sebatas yang terbatas. Manusia yang hanya menggunakan kecerdasannya yang terbatas tidak mampu mengetahui wujud yang tidak terbatas. Ia tidak dapat menangkap, membayangkan, memahami, atau menyadari adanya kecerdasan yang tidak terbatas.
Sebaliknya, manusia yang mampu memahami adanya kecerdasan yang tidak terbatas pasti tergerak untuk mengaksesnya, memanfaatkannya, dan menggunakannya sebagai perangkat atau kendaraan untuk melintasi keterbatasannya. Pada gilirannya, orang yang telah memahami dan menyadari adanya kecerdasan yang tidak terbatas tidak lagi hanya mengandalkan kecerdasannya yang terbatas. Ketika itu, ia merasa tercerahkan, dibimbing, dituntun, dan diberi petunjuk tentang hal-hal yang belum pernah diketahui, terpikirkan, atau terbayangkan. Tiba-tiba ia disadarkan oleh realitas yang belum pernah dikenalnya, sehingga ia terkagum-kagum, tertunduk dalam keharuan yang dahsyat, merasa kecil dan tidak berarti, tak mampu lagi sombong atau arogan, dan hanya bisa tertunduk malu.
Realitas yang belum pernah dikenalnya itu adalah Realitas yang Sebenarnya (Al-Haqq), Yang Mutlak, Yang Tidak Terbatas, Yang Esa, yaitu realitas Allah, yang tiada lain juga merupakan realitas kecerdasan yang tidak terbatas. Dengan demikian, memahami, mengetahui, menyadari, merasakan, dan mengalami kecerdasan yang tidak terbatas menjadi hal yang mutlak diperlukan jika kita ingin melintasi kecerdasan kita yang terbatas, mengakses kecerdasan yang tidak terbatas, serta memanfaatkannya. Untuk itu semua, satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah mengikuti petunjuk, bimbingan, tuntunan, dan pertolongan Allah, baik dengan bertauhid, bertakwa, maupun bertawakal.
Apa yang dialami para rasul, nabi, wali, dan orang-orang tertentu menjadi bukti adanya manusia yang telah mampu mengakses, memanfaatkan, dan menggunakan kecerdasan tak terbatas. Semoga kita mendapatkan anugerah Allah yang diridai-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.