Allah Itu Bukan Konsep Abstrak
Jendelakita.my.id. - Allah itu bukan konsep abstrak yang tidak ada realisasinya. Allah juga bukan hanya ism (nama) yang tanpa musamma (yang dinamai). Tetapi, Allah adalah wujud yang nyata dan bahkan tidak ada wujud yang lebih nyata daripada wujud Allah. Realitas wujud Allah menjadi keharusan logis yang tak terelakkan, karena sebagai Pencipta alam semesta, maka wujud-Nya pasti lebih nyata daripada yang diciptakan. Dengan kata lain, jika realitas wujud alam semesta itu tidak bisa diragukan, maka dengan sendirinya kita juga tidak bisa meragukan realitas wujud Allah sebagai penciptanya.
Realitas atau kenyataan wujud Allah dapat dipahami melalui kekuatan, kehendak, dan pengetahuan-Nya (qudrah, irādah, dan ilm-Nya). Qudrah, irādah, dan ilm-Nya merupakan bukti niscaya, karena memang tidak mungkin ada ciptaan tanpa adanya kekuatan, kehendak, dan pengetahuan dari penciptanya. Adanya realitas atau kenyataan wujud Allah dapat dipahami sebagaimana kenyataan wujud ruh dan akal. Walaupun kita tidak dapat melihat dan meraba wujud ruh dan akal, kita tidak bisa meragukan eksistensinya. Sebagaimana kenyataan wujud ruh dan akal dapat dipahami melalui penjelmaannya sebagai daya hidup dan daya berpikir, maka realitas wujud Allah juga bisa dipahami melalui penjelmaan-Nya sebagai Pencipta, Penggerak, Pengatur, dan Pemelihara alam semesta.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa matahari, bumi, bulan, dan bintang-bintang itu dapat bergerak sendiri dan atas kemauannya sendiri. Pemahaman yang mendalam tentang realitas atau kenyataan wujud Allah dapat menyadarkan manusia bahwa sesungguhnya ia bukanlah wujud yang dapat berdiri sendiri, terpisah dan terlepas dari Allah sebagai wujud yang mutlak, yang esa, dan wujud yang tidak terbatas serta meliputi segala sesuatu. Sebagai wujud ciptaan, keberadaan manusia bergantung kepada wujud Allah sebagai Penciptanya. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (QS Al-Ikhlās [112]: 2).
Pada akhirnya, pemahaman tentang realitas atau kenyataan wujud Allah akan meyakinkan kita bahwa Allah bukanlah konsep abstrak yang tanpa realitas dan kenyataan. Lebih dari itu, karena kita tidak bisa bergerak tanpa kekuatan Allah, maka realitas wujud-Nya tidak hanya dapat dipahami secara rasional, tetapi juga dapat dirasakan dan dialami secara eksistensial. Apa yang dirasakan dan dialami oleh para rasul, nabi, wali, dan orang-orang terpilih tentang qurbah (merasakan kedekatan dengan Allah), ma‘iyyah (merasakan kebersamaan dengan Allah), dan ma‘rifah (melihat Allah dengan mata hati), tentu menjadi bukti yang niscaya bahwa realitas atau kenyataan wujud Allah itu memang tidak dapat diragukan dan tidak dapat diingkari keberadaannya.
Pada akhirnya, harus dikatakan bahwa orang yang menganggap wujud Allah itu tidak nyata dan hanya merupakan konsep abstrak, pasti hanya disebabkan oleh ketidaktahuannya tentang realitas atau kenyataan wujud Allah. Dengan kata lain, jika seseorang telah dapat mengerti, memahami, dan mengetahui realitas atau kenyataan wujud Allah, ia pun pasti tidak akan bisa menolak kebenaran tersebut. Semoga Allah mengaruniai kita kemampuan untuk memahami, menyadari, merasakan, dan mengalami realitas atau kenyataan wujud-Nya. Āmīn Yā Rabbal ‘Ālamīn.