Kegiatanku Senin Ini: Antara Syukur, Tradisi, dan Silaturahmi
Penulis: Dian Yuvita Sari (Guru SMA Negeri Tugumulyo)
Jendelakita.my.id. - Aku mengawali pagi hari dengan mengucap syukur karena Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup dan kembali bersiap menjalani berbagai aktivitas. Terlintas dalam ingatanku bahwa hari Senin ini aku memiliki dua agenda yang harus dikerjakan. Agenda pertama adalah menghadiri acara peringatan 40 hari wafatnya suami dari tetangga dekat rumah. Di tempat tinggalku, apabila ada yang meninggal dunia, biasanya akan diadakan beberapa acara peringatan, seperti peringatan 3 hari, 7 hari, 100 hari, 1.000 hari, bahkan hingga 3.000 hari.
Pagi ini dimulai dengan kegiatan memasak bersama untuk keperluan kenduri, yang juga turut mengundang para tetangga. Kegiatan semacam ini menjadi momen berharga bagi masyarakat untuk berkumpul, saling mengenal, dan menjalin keakraban antarsesama.
Namun, dari kegiatan seperti ini terdapat dua sisi: menyenangkan dan kurang menyenangkan. Sisi menyenangkannya adalah kita dapat berkumpul dengan warga sekitar. Sementara itu, sisi yang kurang menyenangkan adalah adanya tradisi memberikan sumbangan ketika menghadiri acara.
Bagi mereka yang memiliki kondisi ekonomi yang baik, hal ini mungkin tidak menjadi persoalan. Akan tetapi, bagi yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, tradisi ini dapat menjadi beban tersendiri. Terlebih lagi, bukan hanya acara kematian yang diadakan, melainkan juga pernikahan, khitanan, pembangunan rumah, dan berbagai acara sosial lainnya.
Selain menghadiri acara peringatan 40 hari tetangga, aku juga memiliki agenda lain, yaitu mengunjungi teman yang anaknya baru saja dikhitan. Sekaligus, aku berniat bersilaturahmi dengan teman-teman satu tempat kerja karena sejak libur sekolah kemarin, kami belum sempat bertemu.
Demikian kisahku hari ini. Doa terbaik untuk kita semua. Aamiin.