Breaking News

Skala Brak Menjadi Idola


Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Skala Brak (atau ditulis Sekala Berak), lagenda turunnya phuyang dari uluan sungai Komering menuju ke hilir. 

Menurut catatan sebuah kamus berbahasa Kumoring menyimpulkan lebih kurang terbagi menjadi lebih dari lima puluh etnis yang berlogat sedikit beda namun makna mirip sama. Misal kalau di tiuh (di dusun - desa, Minanga seorang perjaka bila sudah menikah akan dipanggil sesuai "jajuluk / adok / Golar" misalnya Fulan bin Fulan diberi jajuluk Adi Patianom isterinya juga bergelar sama tapi ditambah kata NAI (isteri).

Tapi untuk daerah Semendawai lainnya (komoditas kumoring terhimpun dalam tiga Semendawai) akan berbeda pemakaian nya. Suami diberi gelar misalnya Raden Ratu Tumenggung, isteri misalnya Bunga intan permata dll.

Kembali ke fokus judul Skala Brak menjadi idola, dalam kaitannya dengan dinamika menjelang akhir tahun ini yaitu Pilkada serentak.

Minimal di Sumatera Selatan dapat ter ilustrasi dipikir penulis, bahwa keturunan dari Skala Brak dalam Pilkada ini akan terpencar (berkelompok) dalam minimal dua atau tiga pasangan calon. Hanya sejauh mana masing masing tersebar tergantung kepiawaian tim pendukung dan partai pengusungnya.

Karena 3 pasangan calon gubernur Sumsel baik langsung ataupun tidak langsung ada kaitannya. Misalnya saja Herman Deru adalah keturunan etnis KUMORING, Eddy Santana juga demikian. Mawardi Yahya walaupun tidak langsung terkait , di sana ada panglima perangnya beserta beberapa elemen (orang, kelompok) menarik suara dari etnis yang kita maksud.

Maka itulah menjadi kan suatu renungan menjelang pemungutan suara; bahwa keturunan skala Brak menjadi idola. Mengingat jumlah dan wilayah penyebaran nya sangat signifikan.***

*) Penulis adalah Pengamat Hukum dan dan Politik