Breaking News

Reformasi Bertujuan Mewujudkan Masyarakat Madani

Opini Oleh: Albar Sentosa Subari*)

JENDELAKITA.MY.ID - Bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang tidak dipunyai oleh bangsa bangsa lain di dunia ini.

Bangsa Indonesia bersifat, multikultural yang terdiri atas Beratus suku, ras, agama, maupun golongan.

A.M Hendropriyono guru besar dan pakar inteljen Indonesia sebagai mana dikutip oleh Kaelan, 2016 bahwa kelemahan dan keterpurukan negara Indonesia di era kebebasan dewasa ini, memberikan udara segar dan menghidup suburkan terorisme, separatisme, konflik antara kelompok primordial suku, tas, agama maupun golongan.

Oleh karena itu reformasi harus terus dilaksanakan demi terwujudnya masyarakat yang Madani, demokrasi, religius, beradab, adil, sejahtera, aman dan tentram.

Konsekuensi reformasi harus dilaksanakan dengan meletakkan landasan filosofis yang jelas, yaitu dasar filsafat negara Pancasila yang telah diletakkan oleh founding father kita.

Bangsa yang multikultural serta kehidupan keagamaan yang beranekaragam, tidak mungkin tanpa prinsip persatuan dan kesatuan sebagai perekat bangsa.

Dengan meletakkan prinsip basic philosofi negara sebagai landasan PEMBAHARUAN, maka common platform reformasi dapat dirumuskan dengan jelas dan menyentuh DEMOS (rakyat) sebagai paradigma dalam reformasi.

Proses reformasi untuk mewujudkan negara dan bangsa yang demokratis, aman sejahtera, tidak mungkin hanya dengan cara MENGHUJAT, saling menyalahkan, menanam rasa kebencian dan dendam kepada rakyat.

Oleh karena itu moral para pemimpin kita harus membimbing ke arah persaingan politik yang SEGAR, SANTUN dan BERADAB.

Praktek praktek politik Machiavelianisme harus ditinggalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini.

Kita harus menjadi bangsa yang semakin dewasa, yaitu dalam mengayuh biduk reformasi ini harus menggunakan akal sehat dan beradab, yaitu menilai suatu orde atau kekuasaan dalam negara ini yang baik untuk kita teruskan dan tingkatkan, namun yang jelek harus ditindak dan ditinggalkan.

Seharusnya saat ini kita MALU dengan tingkah kita, yang senantiasa hanya menyalahkan Orde Lama dan Orde Baru, tetapi kehidupan rakyat tidak lebih sejahtera dibandingkan kehidupan di masa itu.

Ungkapan ungkapan perlokusi kalangan elit politik yang menimbulkan efek kekerasan, dendam, kebencian sesama anak bangsa ini sudah saatnya untuk diakhiri.

Kaelan berkata Pembentukan memori kolektif bangsa dengan cara menanam kan dendam dan permusuhan antara generasi bangsa, akan menimbulkan generasi anarkis dan beringas (ibid).

Pendidikan kepribadian tentang rasa kebangsaan Indonesia dan agama harus diefektifkan dalam berbagai kebijakan publik, terutama sektor pendidikan. Karena tidak efektifnya usaha Pembinaan terhadap perkembangan wawancara kebangsaan dalam berbagai kebijakan publik selama ini, telah menjauhkan ikatan batin antara generasi penerus dan generasi pendiri bangsa.

Akan tetapi di lainsisi agar terwujudnya kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, segenap elemen elemen negara (politisi, birokrat, meliter, atau penegak hukum) harus mampu mengembangkan kebijakan dan perilaku publik yang bertanggung jawab, serta mampu mewujudkan public trust, sehingga mempunyai kewibawaan dalam menangani berbagai masalah, agar masyarakat merasa terayomi.

Selain itu agama harus diletakkan sebagai prinsip hidup serta moral dalam kehidupan bersama, dalam mewujudkan masyarakat yang Madani, sejahtera, damai, beradab dan harmonis.

Mudah mudahan hasil pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah di tahun politik sekarang ini akan menghasilkan pimpinan yang berkualitas, proporsional dan profesional untuk mewujudkan cita hukum atau Rechtside itu guna kemakmuran rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Guna menjaga negara kesatuan republik Indonesia. Reformasi kembali kepada tujuan semula. ***

*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan