Tradisi Pernikahan Ughang Cul di Lubuk Linggau
Jendelakita.my.id. - Masyarakat Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, memiliki tradisi unik dalam melaksanakan pesta pernikahan yang dikenal dengan adat ughang cul. Rangkaian acaranya dimulai jauh sebelum hari H dengan semangat gotong royong yang kuat serta nilai-nilai budaya yang kental. Sebelum resepsi digelar, keluarga mempelai bersama sanak saudara dan tetangga terlebih dahulu mendirikan dapur umum atau buat tarum yang menjadi pusat kegiatan memasak selama prosesi pernikahan berlangsung. Setelah itu, dilaksanakan pembentukan panitia adat yang disebut melabuh kejeh untuk menyusun susunan acara dan membagi tugas kepada warga yang terlibat.
Dua hari sebelum hari H, masyarakat menggelar ngubut kelapa atau kelapa sawit dalam tradisi tanah iring, yang dilakukan secara gotong royong untuk mengumpulkan bahan makanan. Satu hari menjelang resepsi, yang dikenal sebagai tanah agung, diisi dengan kegiatan memasak besar-besaran; para ibu menyiapkan lauk-pauk, sementara para bapak memasak nasi. Hiburan orgen tunggal turut memeriahkan suasana untuk menyambut tamu yang mulai berdatangan. Pada malam hari, digelar acara muda-mudi sebagai ajang silaturahmi dan hiburan bagi generasi muda, mencakup salam pengantin, suap-suap pengantin, hingga pemilihan busana terbaik bagi tamu undangan sehingga menciptakan suasana hangat dan penuh kegembiraan.
Puncak kegiatan berlangsung pada hari H, dimulai dengan prosesi sakral akad nikah yang dilaksanakan secara khidmat, baik di rumah mempelai wanita maupun di masjid. Setelah akad, dilanjutkan dengan resepsi pernikahan yang digelar secara meriah, dihadiri tamu dari berbagai kalangan untuk memberikan doa restu, menikmati hidangan khas daerah, dan menyaksikan pengantin tampil anggun dalam balutan busana adat.
Penulis: Asrul Satriadi
