Breaking News

Pola Pilkada Sumsel Ditentukan Dua Partai

Jendelakita.my.id. - Pasang yang sudah siap untuk maju ke gelanggang pemilihan kepala daerah Sumatera Selatan seperti ada bakal calon Gubernur Sumatera Selatan pasangan Herman Deru SH MM dan Cik Ujang (HD-CU).

Untuk pasangan penantang yang beredar di media sosial baik cetak maupun elektronik dan berdasarkan alat peraga kampanye (APK) yang sudah semarak adalah Mawardi Yahya dan RA. Anita Noeringhati (Matahati) serta Heri Amalindo bakal berpasangan dengan Popo Ali (Hapal).

Masing masing mengklaim MATAHATI; Gerindra, Golkar, PAN, 

HAPAL: PAN, Hanura, PDIP, PKB, dan Golkar.

Masing masing bakal calon (MATAHATI dan HAPAL) sudah mengklaim partai partai sebagai mana disebut di atas siap mendukung tapi masih menunggu perkembangan sampai dibukanya pendaftaran peserta pilkada Sumsel di KPU.

Menurut analisis penulis berdasarkan data sekunder yang berasal dari informasi media baik cetak maupun elektronik, seperti yang terbit hari ini Selasa tanggal 2 Juli 2024 di harian pagi berjudul Mawardi dan Heri Amalindo Berebut Parpol.

Mengingat situasi seperti ini dengan banyaknya partai politik yang belum final melihat perkembangan perpolitikan di pilkada Sumsel maka tidak akan mungkin akan terjadi isu yang sempat berkembang di masyarakat akan terjadi pemilihan melawan "KOTAK KOSONG", hal yang sama di sampaikan oleh masing masing tim pemenangan.

Setidak tidaknya kalau tidak terjadi tiga calon Gubernur Sumatera Selatan pada pilkada tahun ini 2024, menurut analisis saya akan terdapat dua pasangan. Artinya Head to Head.

Siapa yang akan menjadi lawan pasangan HD-CU yang sudah siap itu nanti tergantung pada kebijakan atau keputusan partai politik yang mendukung mereka.

Secara fakta memang ada dua partai besar yang mengusung masing masing bakal calon sebut saja adalah Golkar (mengusung sama sama untuk menjadi wakil calon Gubernur). 

Di sini PDIP menunggu??. Seandainya Golkar merestui Popo Ali.

Tapi kalau Golkar merestui RS. Anita Noeringhati. Maka akan berpasangan dengan Mawardi Yahya.

Sebenarnya ada satu pasangan yang digabung dalam partai yang sama yaitu partai Gerindra ada Mawardi Yahya dan Edi Santana Putra.

Terlepas dari analisis tersebut, dapat disimpulkan sementara pilkada Sumsel minimal akan diikuti dua pasangan.

Secara hukum satu partai merestui dua calonnya dari partai yang sama memang tidak ada larangan. Hanya dari kacamata etika rasanya kurang elok, setidaknya akan memecah suara dan itu hampir tidak mungkin. 

Demikian analisis dari kacamata teoritis namun secara praktis mereka mereka sebagai pemain tentu lebih piawai untuk menarik masa pemilihannya. 

Dan semuanya itu tergantung pada perjuangan masing calon melalui partai pendukung serta tim pemenangan dan relawan masing masing.

Yang penting dalam demokrasi Pancasila kejujuran, kebebasan dan keadilan harus ditegakkan demi menuju Indonesia Emas 2045 yang tentunya harus melalui Jembatan Emas (sekarang ini) yang sudah dibuat oleh founding father Jembatan Kemerdekaan. Lihat Pidato Bung Karno saat pidato di muka BPUPK tanggal 1 Juni 1945.

Pidato nya tersebut (bung Karno) berulang ulang beliau sampaikan antara lain saat beliau pidato pengukuhan sebagai Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajahmada Yogyakarta Yogyakarta 19 September 1951 berjudul Ilmu dan Amal Geest - Will - Daad. Dan pidato bung Karno berjudul Tidak Ada Kontra Revolusi Bisa Bertahan pada rapat Pancasila 16 Maret 1958 di Bandung. 

*) Penulis Adalah Pengamat Hukum dan Sosial