Pancasila Berjiwa Kekeluargaan dan Gotong Royong
Opini Oleh: Albar Sentosa Subari*)
JENDELAKITA.MY.ID - Sebagai rekapitulasi.
Dasar filsafat Undang Undang Dasar kita adalah Pancasila.
Pancasila ini berjiwa kekeluargaan dan gotong royong.
Karena itu jadi di satu pihak "kekeluargaan" dan "gotong royong", itu bukan merupakan sila; di lain pihak sebagai "prinsip" yang menjiwai Pancasila, mencakup kelima limanya Pancasila.
Dan akhirnya bahwa Pancasila, tergambar dalam sikap kekeluargaan dan
gotong royong.
Timbul pertanyaan lanjut bagaimana Pancasila yang berjiwa
kekeluargaan dan gotong royong.
Tidak mudah disangkal pengertian "kekeluargaan"
itu berasal dari kata keluarga.
Sehingga perlu kita kaji apa jiwa dari "keluarga"
itu dalam hal pergaulan hidup manusia.
Keluarga itu adalah sekelompok manusia - suatu pergaulan
hidup manusia - yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan seorang atau
beberapa orang anak.
Maka dapat dimaknai bahwa keluarga itu merupakan "kesatuan”
Yang berperan sebagai mana kodrat nya masing-masing.
Tidak ada dua orang anggota kelompok itu yang sama
pribadinya, juga tidak akan mungkin terjadi adanya persamaan kepribadian.
Bahkan antara dua anak kembar dalam satu keluarga itu
terdapat pula perbedaan dalam kepribadian.
Berdasar rumusan itu suatu sifat yang kita jumpai dalam
keluarga ialah "Perbedaan dalam Kesatuan."
Sudah menjadi suatu kepercayaan dan kenyataan bahwa pemimpin
keluarga itu pada dasarnya adalah sang ayah (kalau negara itu adalah Presiden
Kepala Negara); ia memimpin Kesatuan: bertanggung jawab atas keselamatan
keluarga nya (negara nya kalau sebuah negara); dipundaknya pula diletakkan
kewajiban untuk mencapai kebahagiaan.
Untuk menunaikan tugas ini Maka ia perlu menjalankan
tindakan tindakan yang harus dicapai ini adalah "kebahagiaan",
keselamatan, kesatuan.
Namun sang ayah tidak dapat semaunya menentukan keputusan
untuk keluarga nya, namun harus memperhatikan kepribadian masing masing dari
anggota anggota kesatuan nya.
Perbedaan dalam kesatuan ini yang merupakan sebagian dari
jiwa kita jumpai dalam kesatuan "keluarga", jadi yang kita dapatkan kalau kita berkata sesuatu itu harus
kita jalankan secara kekeluargaan, mewajibkan pimpinan kesatuan dalam menunaikan
tugasnya mencapai keselamatan dan kebahagiaan kesatuan itu.
Sebaliknya tiap individu itu diciptakan oleh Yang Maha Kuasa masing masing memiliki kepribadian sendiri sendiri.
Karena nya masing masing
ingin dan berhasrat memperkembangkan kepribadian nya sendiri.
Apakah yang merupakan inti pokok bahasan kita di atas, tidak
lain bahwa Pancasila itu berjiwa kekeluargaan dan gotong royong pada asal
maknanya seperti contoh dalam sat keluarga kecil (SOMAH).
Terjemahan bebas seperti orang orang serumah disebut dengan
istilah keluarga.
Demikian juga halnya Indonesia sebagai satu keluarga dari
Sabang sampai Merauke memiliki jiwa dan karakteristik masing masing tentu ini
memerlukan kepiawaian seorang pemimpin (kalau di keluarga SOMAH adalah figurnya
seorang ayah).
Dan Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.
Tentu orang yang betul betul dapat menjalankan roda kepemimpinan menuju
masyarakat Madani. Masyarakat yang diredo'i Nya.
Sehingga dengan tulisan ini kita dapat memaknai Pancasila
Berjiwa Kekeluargaan dan Gotong Royong yang pernah diucapkan oleh Bung Karno.
Bahasa politik nya KESATUAN Dalam PERBEDAAN.
Dengan semboyan di lambang negara Indonesia adalah Bhinneka
Tunggal Ika.
Berbeda tetap satu, satu dalam perbedaan.
Persatuan dan perbedaan itu harus dalam naungan Pancasila di mana di dalamnya tercermin nilai musyawarah dan mufakat.
Bukan nilai paksaan
dengan segala cara hanya untuk mencapai tujuan yang melanggar hukum serta
melanggar etika yang bersumber dari FILSAFAT PANCASILA. ***