Artikel Sosiologi Perdesaan Dan Perkotaan
![]() |
Penulis adalah Mahasiswa STAI Bumi Silampari Lubuklinggau |
Opini Oleh: Torik Al Mubarok
JENDELAKITA.MY.ID - Indonesia
adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan lingkungan. Salah satu
hal yang mencolok adalah perbedaan antara kehidupan di perdesaan dan perkotaan.
Masing-masing memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri. Artikel ini akan
mengeksplorasi perbedaan antara perdesaan dan perkotaan, dari segi gaya hidup,
ekonomi, dan sosial.
Sosiologi :
“Adalah ilmu
sosial yang mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Objek kajian dari
sosiologi tidak lain adalah kehidupan manusia’
Perdesaan :
Adalah
cabang dari disiplin ilmiah sosiologi yang mempelajari tentang struktur sosial,
kondisi, proses dan sistem sosial dari masyarakat pedesaan beserta segala hal
yang terkait. Sosiologi pedesaan merupakan bagian dari ilmu sosiologi terapan
yang ditujukan bagi masyarakat pedesaan. Pada masa klasik, sosiologi pedesaan
diartikan sebagai keadaan sosial dari desa-desa di Eropa yang menggambarkan
perbedaannya secara jelas bila dibandingkan dengan keadaan kota. Pada masa modern,
sosiologi pedesaan diartikan sebagai cara masyarakat pedesaan dalam
menyesuaikan diri dengan kehidupan kapitalisme yang mempengaruhi pertanian.
Perkembangan ilmu sosiologi pedesaan berlangsung pesat di Amerika Serikat
melalui karya tulis ilmiah T. Lynn Smith dan Paul E. Zopf pada tahun 1970 serta
pada tahun 1972 melalui karya tulis ilmiah Galeski. Sudut pandang tentang
sosiologi pedesaan terbagi menjadi sudut pandang klasik dan sudut pandang
modern. Topik utama dalam kajian sosiologi pedesaan, yaitu struktur sosial,
organisasi sosial, sistem dasar masyarakat dan proses perubahan sosial.
Perkotaan:
Sosiologi perkotaan adalah
salah satu cabang sosiologi yang mempelajari tentang gejala sosial akibat
adanya interaksi sosial di dalam kawasan perkotaan. Objek kajian utama dalam
sosiologi perkotaan adalah interaksi yang terjadi pada masyarakat perkotaan
sebagai hasil dari pengaruh lingkungan kota. Kajian tentang sosiologi perkotaan
mulai dilakukan oleh Chicago School dalam buku pedoman tentang ekologi manusia.
Chicago School kemudian menerbitkan buku pedoman tentang sosiologi urban pada
tahun 1950. Ruang lingkup kajian sosiologi perkotaan meliputi keterangan umum
tentang perkotaan, urbanisasi, pembagian kawasan perkotaan, masyarakat perkotaan,
permasalahan urban, dan struktur sosial.
Kesimpulan
Akhirnya, belajar sosiologi perdesaan dan perkotaan penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang masyarakat manusia. Hal ini membantu dalam merancang kebijakan yang lebih kontekstual dan efektif, memecahkan masalah sosial, dan mempromosikan perkembangan berkelanjutan baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.***