Breaking News

Rindu yang Tak Pernah Sampai

Image by ⚠️WANT CUSTOM IMAGES? ➡️ SIGNPETITION ➡️ LINKPROFILE from Pixabay


Penulis: Fadillah Putri Ansyah

NIM: 23862080010
Prodi: Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester 4A

Jendelakita.my.id. - Senja kembali menyapa langit kota, menyisakan semburat jingga yang perlahan memudar. Di sudut sebuah kafe kecil, seorang pemuda duduk sendiri, menatap layar ponselnya yang tak kunjung menyala oleh notifikasi darimu.

Namamu masih tersimpan di daftar kontaknya, lengkap dengan foto senyumanmu yang dulu menjadi alasannya untuk bertahan. Namun, kini yang tertinggal hanyalah diam. Tak ada kabar, tak ada pesan. Hanya rindu yang menggantung di udara, menggigit hatinya perlahan.

Setiap malam, ia menulis pesan: “Aku rindu.” Namun, tak pernah ia kirimkan. Ia tahu, kau telah berjalan terlalu jauh darinya—bukan dalam jarak, tetapi dalam hati. Kau telah memilih jalan lain, dan ia hanya bisa menatapmu dari kejauhan, berharap waktu bisa diputar kembali—ke masa saat kau masih mendengar rindunya dan menjawab dengan tawa kecilmu.

“Rindu ini,” gumamnya, “selalu datang, tetapi tak pernah sampai padamu.”

Ia menengadah ke langit malam yang mulai bertabur bintang. Mungkin, satu-satunya tempat yang bisa ia titipkan rindunya kini hanyalah doa. Dalam diam, ia berbisik, “Ya Allah, jika rindu ini tak mampu menghubungkanku dengannya, maka redakanlah. Biarkan aku merindunya dengan ikhlas, meski tak akan pernah bisa memeluknya lagi.”

Dan malam itu, rindu tetap tinggal—tak sampai, tetapi abadi.