Breaking News

Empat Tingkatan Rezeki dalam Islam, Pesan Khutbah Jumat Dr. Taufik Mukmin

 

Jendelakita.my.id. - Dr. Taufik Mukmin, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari Lubuklinggau, menyampaikan pesan mendalam terkait empat tingkatan rezeki dalam khutbah Jumat yang disampaikannya di Masjid Baitul A’la, Lubuklinggau, Jumat (9/5).

Dalam khutbahnya, Dr. Taufik menjelaskan bahwa menurut Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi, salah satu Ulama terkemuka abad ini membagi derajat rezeki dalam empat tingkatan. 

Rezeki dalam kehidupan manusia tidak hanya terbatas pada harta, tetapi memiliki berbagai tingkatan yang mencerminkan nilai dan kualitas spiritual yang berbeda. Ia menguraikan secara sistematis empat tingkatan rezeki yang perlu direnungkan oleh setiap Muslim dalam menjalani kehidupan.

"Rezeki yang paling rendah adalah rezeki harta," ungkapnya. Menurutnya, meskipun harta sering dijadikan tolok ukur kesuksesan, namun dalam pandangan Islam, harta hanyalah bentuk rezeki yang paling dasar. Harta bisa habis kapan saja dan tidak menjamin kebahagiaan, apalagi ketenangan batin.

Lebih tinggi dari itu, lanjut Dr. Taufik, adalah rezeki berupa kesehatan. “Kesehatan adalah nikmat yang sangat besar, sering kali baru kita sadari nilainya ketika kita sakit,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa banyak orang kaya tidak bisa menikmati hartanya karena kesehatannya terganggu, sementara orang yang sehat bisa beraktivitas dengan penuh syukur meskipun hidup sederhana.

Tingkatan rezeki ketiga yang disebutnya sebagai rezeki utama adalah memiliki anak yang sholeh. Menurut Dr. Taufik, anak yang sholeh adalah anugerah luar biasa karena doa dan amal baik anak tersebut akan terus mengalirkan pahala kepada kedua orang tuanya, bahkan setelah mereka meninggal dunia. “Anak yang sholeh adalah investasi akhirat yang sangat berharga,” jelasnya.

Adapun tingkatan rezeki yang paling sempurna, kata Dr. Taufik, adalah mendapatkan ridho Allah SWT. Ia menegaskan bahwa ridho Allah merupakan tujuan akhir dalam hidup seorang Muslim. “Apabila kita telah mendapat ridho-Nya, maka itulah puncak segala kenikmatan dan keberkahan dalam hidup,” katanya menutup khutbahnya.

Pesan yang disampaikan Dr. Taufik dalam khutbah tersebut mendapat respons positif dari para jamaah. Banyak di antara mereka yang merasa terinspirasi dan terdorong untuk memaknai kembali hakikat rezeki yang sesungguhnya, tidak hanya dari sisi materi, tetapi juga spiritual dan keberkahan dalam kehidupan.