Breaking News

Konstruksi Pilkada Sumsel


 Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Masa waktu pendaftaran 27-29 Agustus 24 bagi pasangan calon kepala daerah di Nusantara termasuk di wilayah provinsi Sumatera Selatan,. Masing masing sudah melakukan Deklarasi bersama antara pasangan calon dengan partai pengusung dan pendukung masing masing.

Kemarin di Gedung olah raga Jakabaring, HDCU mendatangi KPU Provinsi Sumatera Selatan yang letaknya tidak terlalu jauh. Hari ini pasangan calon gubernur Sumsel Ir. H. Eddy Santana Putra MT dan wakilnya Riezky Aprilia, melakukan deklarasi bersama dan besok pasangan Matahati akan melakukan hal yang sama dengan pasangan pasangan calon gubernur Sumsel yang lainnya. Termasuk cajal calon walikota dan wakil walikota kota Palembang juga tidak kalah semaraknya.

Kalau dilihat dari sudut persiapan dari Masing masing calon baik ditingkat provinsi, kota dan kabupaten ada yang sudah betul betul siap alias matang, dan ada juga yang persiapan sangat singkat karena Masih menunggu rekomendasi dari partai pengusung.

Banyak jumlah konsisten yang bertarung (gubernur, walikota dan bupati), adalah salah satu dampak positif dari keputusan Mahkamah Konstitusi nomor 60 PUU-XXII 24, yang sebelumnya sangat sulit dan susah bagi para calon calon yang ingin ikut bertarung. Alhamdulillah MK sangat mengerti situasi terakhir jalan nya demokrasi di Indonesia yang sedikit tersumbat karena batasan batasan dari UU Pilkada sebelum nya.

Tentu hal hal seperti ini sangat merugikan perkembangan demokrasi di Indonesia, yang seperti nya dikuasai oleh partai politik yang sedang berkuasa, apalagi kalau mereka membentuk koalisi koalisi yang gemuk. Tentu mempunyai tujuan tujuan tertentu yang menguntungkan mereka mereka.

Di sisi lain suara masyarakat (pemilih) akan terhambat atau tertutup. Dengan keluarnya putusan MK nomor 60 PUU-XXII 24 sedikit melegakan hati rakyat dan dinamisme demokrasi betul betul terakomodasi.

Pertanyaan, pasangan siapa (gubernur, walikota dan bupati) yang akan mendapatkan suara terbanyak tentu kembali kepada; persiapan, strategi yang dijalankan karena banyak variabel yang akan menentukan keberhasilan mereka.

Misalnya pengalaman di dalam kepemimpinan sebelumnya, kualitas serta integritas dalam pembangunan yang membuat masyarakat makmur dalam berkeadilan dan adil dalam kemakmuran.

Sebab secara teoritik pemilih itu mempunyai latar belakang yang berbeda pola pikir (rasional), ada yang mengutamakan hubungan emosional dan hubungan kerja (temporer).

Kalau di Sumatera Selatan pemilih yang berdasarkan hubungan emosional sangat menentukan. Walaupun ada pengamat yang mengatakan itu sudah out of date. Tapi menurut analisis penulis sebagai menekuni bidang sosial budaya (adat istiadat) masih sangat relevan untuk di jadikan variabel dalam menentukan strategi masing masing.***

*) Penulis adalah Pengamat Hukum dan dan Politik