Cerpen: Minggu yang Sial
![]() |
Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay |
Karya : M. Wafi Rizqillah
Namaku Ahmad Agus Subastian, orang-orang biasa memanggilku Ahmad, aku seorang pelajar yang berusia 8 tahun. Aku tinggal dirumah yang sederhana di desa bersama keluargaku. Pada hari Minggu pada pukul 06.00 pagi aku pun terbangun dari tidur yang nyenyak, tampak diluar sedang hujan lalu aku pun beranjak dari tempat tidurku menuju toilet untuk mencuci muka dan bertemu ibu yang sedang membereskan rumah.
“ Eh anak ibu sudah bangun, cuci muka sana” ujar Ibu ketika melihat ku
“Iya bu, ini mau ketoilet ” sahut ku
“Ibu telah menyiapkan gorengan untukmu di ruang makan” ujar ibu
“ Asikkkk” jawabku dengan penuh kebahagian
Lantas aku pun bergegas pergi menuju toilet untuk mencuci muka kemudian aku pun menuju ruang makan untuk mengambil gorengan. Saat aku tiba di ruang makan terlihat gorengan yang semakin dikit lantas aku pun bertanya kepada ibu
“ Ibu kok gorengannya tinggal sedikit?” tanyaku dengan muka kesal
“ Ibu lihat ayah tadi makan gorengannya banyak” jawab Ibu
“Oh, ternyata ayah” sahutku dengan muka murung
setelah itu aku pun mengambil gorengan yang tersisa dan pergi kedepan televisi untuk menonton kartun favorit ku yaitu Spongebob Squarpens. Saat aku tiba didepan televisi, yah sedang menonton siaran favoritnya lantas aku pun langsung menggati siaran yang ada kartun favoritku, tampak Ayah kecewa dan dia pun langsung pergi kekamar. Aku sangat senang menonton kartun ini hingga tanpa aku sadari gorengan yang kubawa telah habis dan tanpa sadar menggigit tanganku sendiri.
“Ahhh, sakit” teriakku dengan keras
“Ada apa nak?” tanya ibu dan ayah
“ enggak ada apa-apa kok, tadi enggak sengaja gigit tangaku sendiri” jawabku
“ ohh, lain kali yang kayak gitu lagi yah” sahut mereka
“Iya “ ucap ku
Setelah itu mereka pergi untuk melanjutkan perkerjaannya masing-masing, melihat kartun favoritku telah habis lantas aku pun mengganti siaran kartun yang lain yaitu Power Rangers. Waktu berlalu semua kartun anak-anak yang ku tonton telah habis dan hujan pun telah reda, dari dapur tercium aroma yang menggugah selera. Kemudian ibu menggilku
“ Ahmad sini nak, ibu mau minta tolong” ujar ibu
“iya bu” sahut ku
“ Ahmad tolong belikan ibu telur diwarung nak, nih uangnya” suruh ibu
“ iya bu “ sahut ku
Aku pun berangkat kewarung yang berada sedikit jauh dari rumah untuk membeli telur, dalam perjalanan aku melalui jalan yang licin dan berlumpur, ketika hampir sampai di warung aku bertemu dengan temanku yang bernama Riko dan ia pun menyapa ku.
“ Ehh, Ahmad mau kemana?” ucap Riko sambil melambaikan tangan
“ Eh Riko, ini aku mau kewarung di suruh ibu beli telur. Kamu sendiri mau kemana? ” balasku kepada Riko sambil melambikan tangan juga
“ aku mau ke warung juga, disuruh ibu beli sabun cuci piring. Kalo gitu kita ke warungnya sama sama Ahmad” ucap Riko
“ Ayok” balasku
“ Mad, nanti sore kita main kelerengya. Entar aku akan ajak Abza sama Sofwan biar seru mainnya “ ucap Riko
“ Oke, nah kalo rame kan enak” sahutku
“Entar kita main dimana? Tanyaku
“ Entar kita mainnya di dekat rumah ku” jawab Riko
‘ Oke” ucap ku
Kami sangat keasikkan ketika mengobrol dan tanpa disadari kami telah sampai diwarung. kami pun membeli barang yang disuruh untuk dibeli dan si pemilik warung pun memberi barang yang kami minta, ketika itu juga kami pun memberikan uang kepada pemilik warung. Setelah mendapatrkan barang yang diminta ibu kami pun bergegas pulang kerumah masing-masing, dalam perjalanan pulang pun kami kembali mengobrol hingga Riko sampai kerumahnya.
Setelah Riko pulang kerumahnya aku pun berlari menuju rumah, ketika aku berlari aku pun terpeleset hingga terjatuh ketanahan. Lantas aku pun menangis kemudian ada seorang wanita yang menghampiriku
“ Ada yang sakit gak nak” wanita itu kepadaku
“ disini” jawabku terseduh- seduh sambil menunjuk lututku yang luka
“ cup cup cup jangan nangis lagi ya , sini tante obatin. ” ucap ibu sambil mengelap air mata dan berusaha menenangkan ku
Kemudian tante itu pun mengajak aku pergi kerumahnya dan ia pun membersihkan luka dan badanku yang kotor, setelah itu di memberikan obat kepada ku sambil berkata
“ jangan nangis lagi ya” ucap tante
“ Iya” sahutku sambil mengangguk-ngangguk kepala
“ Tante telurku pecah, aku takut nanti dimarah ibu” tanyaku kepada tante dengan persaan khawatir
“ Jangan khawatir , ibumu gak akan marah kok. Oh iya kok bisa kamu terjatuh ” jawab tante untuk meyakinkanku, kemudaian bertanya kepada ku
“ Oke tante, jadi gini tadi aku berlari dari warung kemudian aku terpeleset di depan rumah tante” jawabku
“ lain kali hati-hati ya” ucap tante
“ iya tante, oh iya terima kasih tante telah membantu ku” ucap ku
“ sama-sama, sini tante antar kerumahmu” ucap tante sambil membawa ku kerumah
Aku pun kembali kerumah bersama tante dengan lutut yang terluka, dan dalam perjalanan pulang aku khawatir takut kena marah ibu. Hingga akhirnya aku sampai dirumah tante itu memanggil ibuku dan dia mengatakan apa yang terjadi kepada ku setelah mendengar penjalasan tante itu ibu langsung mengucapkan terima kasih dan aku pun mengucapkan terima kasih juga, setelah itu tante itu pun pulang kerumahnya.
Ketika dirumah ibu langsung memandikanku dan ayah mengambil obat untuk mengobati luka ku, setelah mandi ibu memakaikanku baju sedangkan ayah mengobati luka ku sambil berkata
“ Ahmad kenapa kau lari?, kan jadi luka lututmu”ucap ayah
“ .......” aku terdiam ketika ditanya ayah
“Ahmad anak ibu yang ganteng lain kali jangan lari-lari ya” ucap ibu sambil mengelus-ngelus kepalaku
“ iya bu” jawabku
“ Ahmad yok kita makan ibu telah menyiapkan makanan” ucap ibu
“ Iya bu, ayo yah kita makan bersama-sama” ucapku
“Ayo nak”
Kami pun segera kedapur untuk menikmati makanan yang telah dibuat ibu, aku pun makan makanan yang dibuat ibu dengan lahap hingga makanan yang ada di piring habis dan aku pun merasa kenyang. Kemudian aku pergi ketoilet untuk mencuci tangan dan lansung pergi ke depan telivisi untuk menonton kartun sedangkan ayah masih makan dan ibu mulai membereskan piring yang kotor. Ayah pun telah selesai makan dan mencuci makan kemudian pergi ke teras rumah, ibu masih sibuk membereskan makanan dan piring kotor kemudian ibu pun langsung mencuci piring. Setelah itu ibupun langsung menghampiriku dan mengajak ku tidur, aku pun yang mulai ngantuk karena lelah langsung dibawa ibu kekamar tak selang lima menit aku pun lansung tertidur dengan lelap.
Aku pun terbangun dari tidurku yang nyeyak sekitar jam 14.26 lalu aku beranjak dari tempat tidurku untuk mencuci muka dan ketika mau ke toilet aku meliahat ibu dan ayah yang sedang menonton televisi sambil berkata
“ Udah bangun, cuci muka sana”perintah ibu
“ iya bu” sahutku
Setelah mencuci muka, akupun lansung pergi kedepan televisi untuk menonton kartun. Ketika aku berada didepan televisi aku pun langsung mengambil remote dan langsung mengubah siaran yang terdapat kartun anak-anak, ketika aku asik menonton ibu mengatakan
“ Ahmad ibu mau kerumah tetangga sebelah” ucap ibu
“Ahmad ayah mau kekamar ingin tidur soalnya ayah ngantuk” ucap ayah
“ iya yah”ucap ku
Setelah menonton kartun anak-anak cukup lama hingga akhirnya aku merasa bosan kemudian aku pergi keluar, ketika diluar aku ingat perktaan Riko yang mengajak ku untuk main kelereng. Aku pun langsung masuk kedalam rumah untuk mengambil kelereng sekitar dua puluh lima butir dan langsung pergi, ketika dalam perjalanan aku bertemu ibukemudian ibu berkata
“ Ahmad kau mau kemana?” tanya ibu kepada ibu
“Aku mau main kelereng dekat rumah Riko bu” jawab ku
“ Ahmad jangan main dulu kakimu masih luka” ucap ibu
“ Sekarang sudah baikan bu, Ahmad mainya bu” ucap ku
“ iya, tapi pulangnya jangan sampe maghrib ya” ucap ibu
“ Baik bu” sahutku sambil berlari
Tak sampai lima menit aku pun sedikit lagi sampai kerumah Riko, terlihat dari kejauhan teman-temanku asik bermain kelerengdan aku pun tak sabar untuk main juga. Hingga akhirnya aku sampai dan mereka berkata
“ Ahmad datang ni, kukira kamu nggak jadi main kelerengsama kita” ucap Riko
“ Jadi kok ko” sahutku
“Ayo mad kita main bersama!” ajak Abza
“ Ayo” balasku kepada Abza
“ Ahmad kalo kalah jangan marah ya” ucap Sofwan dengan raut muka sombong
“Aku gak akan kalah, malah kamu yang kalah” sahutku dengan percaya diri
“ Sudah-sudah ayo kita lanjut main kelerengnya”
Kami pun bermain kelereng dengan seru hingga akhirnya kelereng Sofwan habis kemudian aku berkata
“ Nah kamu kalah Sofwan” ucapku dengan menymbongkan diri
“ Ah, kalian curang” ucap Sofwan
“ Enggak kok, kamu kalah-kalah aja ngak usah ngeles” balas Riko
“ Bener apa yang dikatakan Riko, kamu kalah ya kalah aja” ucap Abza
“ Sudah-sudah nanti Sofwan nangis loh” ucap ku
“ Aku nggak akan nangis kok, oh iya kita kan saudah main kelereng bagaimana kita mengambil buah rambutan didekat rumahku, buahnya sudah matang semua loh” ajak Sofwan
“ Kalo aku mau sih, yang lain gimana?” ucap Abza
“ Kalo aku sih mau tapi rambutan siapa yang kita ambil?” tanyaku kepda Sofwan
“ Iya, rambutan siapa?” tanya Riko
“ Tenang itu rambutan punya tetangga, kata dia boleh ngambil rambutannya dengan syarat kita harus minta dulu” jawab Sofwan
“ Kalo begitu, ayo kita ngambil rambutannya” ajakku
“ Ayo” ucap Abza dan Riko
Kami pun berangkat menuju rumah tetangga Sofwan untuk minta izin mengambil rambutannya, Kami pun memanggil tetangganya Sofwan hingga ada seorang bapak yang keluar dari rumah sambil berkata
“Ada apa ni kalian rame-rame kesini?” tanya bapak itu kepada kita
“Gini pak, kami mau minta rambutan bapak “balas Sofwan
“ Oh, ambil aja nak tapi hati-hatiya soalnya ada lebah” ucap bapak itu
“ iya pak” balas kami
Kami pun langsung menuju pohon rambutan yangberad disamping rumah, dalam perjalanan kami pun mengobrol
“ Yakin ni mau ngambil rambutannya entar kita disengat loh” ucap ku
“ Santai lebahnya gak akan sengatkita kalu tidak ada yang menggangunya duluan” ucap Riko
“ Entar aku sama Abza yang manjat pohonnya” ucap Sofwan
“ Oke lah” ucap ku
Setelah itu, akhirnya kami sampai didepan pohon rambutan kemudian Sofwan dan Abza pun langsung memanjat pohon rambutan. Ketika sudah berada diatas mereka pun mulai memetik buah rambutan, bauh rambutan yang di petik itu diberikan kepada kami. Tak lama kemudian aku melihat para Lebah mulai terganggu dengan kehadiran Sofwan dengan Abza hingga akhirnya aku mengatakan
“ Sudah nanti kita disengat lebah” ucapku dengan perasaan khwatir
“ Aku ambil dikit lagi” balas Abza
“ Oke”ucap ku
Karena Sofwan dan Abza ngeyel, akhirnya apa yang kukatan pun terjadi Lebah langsung menyengat kami. Abza dan Sofwan pun langsung turun dengan cepat kemudian kami pun berlari dengan kencang sambil berteriak dan lupa untuk membawa sendal, hingga akhirnya lebah itu pun tidak mengejar kami karena dibantu oleh seorang pria yang mengusir lebah itu. Kami pun dibawah kerumah pria itu, pria itu memberikan kami air minum setelah minum pria itu mengantar kami kerumah masing-masing. Kakak itu pun mengantar Abza dan Sofwan terlebih dahulu kemudian baru aku dan Riko. Akhirnya aku sampai dirumah pria itu pun memanggil kedua orang tuaku lantas kedua orang tuaku pergike keluar. Setelah membuka pintu ibu terkaget-kaget melihat ku yang penuh bentol-bentol dimuka dan ditangan kemudian ibu langsung mengambilku dan memelukku, kemudian ibu langsung membawaku masuk kedalam untuk mengobati ku sementara diluar kakak itu menjelaskan kejadiannya setelah mendengar penjelasan ayah pun langsung mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kakak itu dan kakak itu pun pergi sedang kan ayah langsung masuk kerumah. Dan langsung membntu ibu untuk mengobatiku.
TAMAT