Fenomena Komunitas Kumoring Dalam Pilkada
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Sudah kita ketahui bersama bahwa pemilihan kepala daerah baik tingkat provinsi, kota dan kabupaten, akan berlangsung di akhir tahun 2024.
Termasuk juga di propinsi Sumatera Selatan; salah satu nya adalah pemilihan kepala daerah Propinsi Sumatera Selatan.
Propinsi Sumatera Selatan memiliki bentuk wilayah cukup luas dan menyebar (tujuh belas kabupaten dan kota). Tiap tiap kabupaten dan kota dihuni penduduk berbagai komunitas mulai dari Sabang sampai Merauke ada di sini, khususnya melalui jalur program pemerintah maupun jalur pribadi.
Salah satu komunitas atau etnis (suku) tertua maupun terluas wilayah nya adalah komunitas yang mendiami sepanjang sungai kumoring mulai dari Muara dua yang berada di Ogan Komering Ulu Selatan, melalui Kabupaten Oku induk (Baturaja) dan Ogan Komering ulu Timur (Martapura) sampai ke desa Gunung Batu perbatasan dengan Ogan Komering Ilir.
Komunitas Kumoring menurut catatan yang penulis dapatkan lebih kurang ada 56 dusun . Sehingga dikategorikan sebagai komunitas terbesar di Sumatera Selatan.
Misalnya saja kita ambil contoh dusun terbesar adalah dusun Minanga yang terdiri dari dua yaitu Minanga Besar dan Minanga Kecil (Minanga tongah) dua dusun tersebut dipisahkan oleh jembatan.
Tentu ada pertanyaan pembaca kenapa komunitas Kumoring yang menjadi fokus penulisan ini. Tentu alasannya adalah bahwa secara geografis tentu juga secara geopolitik akan memberi dampak terhadap pilkada khususnya bagi para bakal calon Gubernur Sumatera Selatan. Dan secara kebetulan penulis sudah biasa mengamati fenomena sosial budaya terutama budaya adat istiadat khususnya adat istiadat komunitas Kumoring. Karena secara teoretis penulis hampir 40 tahun sebagai pengajar hukum adat di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dan beberapa perguruan tinggi swasta lainnya.
Kedua penulis sampai Desember 2024 ini adalah Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan dan sudah aktif sebagai anggota lembaga adat tersebut sejak tahun 1999 sewaktu ketua nya bapak H. Ali Amin, SH.
Apa koreksi antara komunitas komunitas dengan program negara yaitu pilkada. Tentu sangat jelas , kalau dalam ilmu penelitian itu merupakan variabel dependen dan variabel independen).
Apalagi kalau ada para bakal calon yang akan dipilih tentu ini sangat penting untuk diperhitungkan oleh dewan pakar masing pasangan calon dimaksud.
Kita ambil contoh saja , untuk bakal calon Gubernur Sumatera Selatan, secara fakta menurut APK yang telah tersebar di masyarakat adalah pasangan bakal calon Herman Deru - Cik Ujang (HD-CU). Herman Deru sudah kita maklumi adalah berasal dari komunitas kumoring, mantan bupati Oku Timur, mantan gubernur Sumsel periode sebelumnya. Dan bakal calon Mawardi Yahya - Anita, dengan panglima perangnya adalah Syahrial Oesman (Komuring), juga terdengar santer adalah Edi Santana Putra juga dari kumoring.
Dengan data ini dapat dianalisa bahwa khususnya komunitas kumoring tentu akan sangat diperhitungkan dalam kemenangan pasangan calon gubernur pada pilkada tahun 2024.
Itu tidak mungkin diingkari adanya.***
*) Penulis adalah Pengamat Hukum dan Politik