Inspirasi dari Makhluk Allah "Merpati" dan "Semut"
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Ibnu Jauzi pernah menuturkan sebuah kisah unik tentang seekor ular buta. Ketika ular itu melilitkan tubuhnya di atas pohon kurma, datang seekor burung kepadanya sambil membawa sepotong daging. Apa yang dilakukan burung itu?. Ternyata dia menyuapi ular tersebut dengan daging yang dibawanya. Saat mendekati ular, si burung mengeluarkan bunyi bunyian dan bersuit suit, sampai si ular membuka mulutnya. Setelah mulut terbuka, si burung memasukkan daging ke dalam mulut ular. Subhanallah, Allah telah membuat burung itu mau melayani si ular.
Allah berfirman yang artinya Dan tidaklah hewan hewan yang melata dan burung burung yang terbang dengan kedua sayap nya, melainkan umat umat seperti kalian (juga). Tidak Kami alpakan sesuatu pun dalam Al Kitab, kemudian kepada Rabb- nya mereka akan dikumpulkan (Al-. An'am; 38).
Dalam cerita di atas, burung itu begitu bermanfaat bagi si ular. Di sini kita memahami, bahwa naluri memberi manfaat juga ada pada binatang. Allah telah meletakkan insting berbagi, dalam diri burung terhadap sesama binatang.
Inspirasi dari Semut.
Semut itu hitam, mungil, tapi dia sangat tepat jika menjadi inspirasi bagi orang orang beriman. Semut tidak bisa bekerja sendirian, tapi berada dalam koloni. Semut semut selalu bergerak ke depan, mencari makanan bukan hanya untuk diri sendiri. Makanan yang ia dapatkan dikumpulkan bersama untuk persiapan musim dingin. Pekerjaan itu dilakukan bukan "berebut jabatan" atau mencari popularitas.
Pernahkah kita melihat semut berdiam diri? Tidak, semut tidak berdiam diri, ia bukan binatang pemalas. Kalau diibaratkan, semut itu seperti "seorang aktivis". Para aktivis, meskipun tidak ada pekerjaan, mereka selalu mencari kerjaan.
Dalam bekerja, banyak semut gugur dalam tugas. Ada yang mati dimangsa musuh, ada yang tertimpa benda berat, ada yang dibunuh manusia, atau hanyut di awal air. Pendek kata, tidak semua semut menikmati hasil kerja kerasnya. Semut juga tidak pernah mengenal sikap berkhianat kepada koloni. Tidak pernah terjadi, seekor semut hitam, lantaran kecewa, dia menyerang ke koloni semut merah.
Semut mengajarkan banyak inspirasi kepada manusia, bagaimana menjadi pekerja keras, lalu memberi manfaat kepada orang lain. Setiap semut adalah pahlawan bagi semut semut lainnya. Tubuh memang mungil dan hitam, tetapi ternyata dia mengerjakan hal hal besar dalam hidupnya. Luar biasa. Masya Allah. Tulisan ini ditutup dengan kata ahli hikmah
Banyak jiwa dan hati yang tak tersentuh oleh indah nya kata kata. Tapi, ia bisa tersentuh oleh cahaya keikhlasan.***
*) Penulis adalah Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan