Breaking News

Tradisi Saling Berkunjung Usai Sholat Ied

Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id -   Tradisi yang masih berkembang dewasa ini adalah tradisi saling berkunjung ke rumah tetangga. Tradisi ini biasanya masih dipraktekkan pada masyarakat guyub ataupun masyarakat yang bersifat homogen. Dan hubungan satu sama lain masih mempunyai hubungan emosional satu sama lain. Ini terpola dalam kehidupan masyarakat yang masih kental ikatan kekeluargaan nya.

 Untuk masyarakat yang sudah heterogen dan sudah bersifat individualistik tradisi ini semakin melemah.

Namun pada makna hampir sama terutama yang berdomisili jauh, sehingga dapat menggunakan sarana komunikasi yang sedang pesat dewasa ini seperti Facebook, WhatsApp, messenger maupun Twitter yang bukan menjadi masalah lagi dalam bersilaturahmi.

Intinya saling bersilaturahmi satu sama lain sebagai mana diajarkan oleh syariat dilarang untuk memutuskan tali persaudaraan.

Bersilaturahmi merupakan nilai nilai yang terus berkembang sesuai dengan peradaban ataupun kebudayaan masyarakat. ( mulai dari peradaban klassik atau tradisional sampai peradaban modern).

Ki Hadjar Dewantara dalam bukunya berjudul Kebudayaan mengatakan kebudayaan adalah hasil dari Budi dan daya manusia menghadapi tantangan alam dan zaman.

Alam dan zaman selalu dinamis tidak stabil, sehingga perlu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.

Misalnya kita lihat beberapa contoh pemukim masyarakat tradisional, umumnya mereka tinggal dalam satu rumah atau kawasan bersama guna mempertahankan kehidupan mereka.

Masyarakat Kalimantan suku Dayak dikenal dengan rumah panjang, di Bangka penduduk asli demikian juga.

Di masyarakat Minangkabau dikenal " rumah gadang" di Sumatera umum nya dan khusus di Sumatera Selatan disebut " rumah tua" - rumah boedel. Dengan kemajuan peradaban, pendidikan maupun transportasi dan komunikasi rumah rumah seperti yang kita contohkan di atas semakin tidak berfungsi malah sudah banyak yang tidak layak lagi dihuni oleh keluarga nya.

Itu tidak terlepas dari pola kehidupan yang bergerak dari sifat kolektivisme menuju kepada individualisme.

Dengan hidup yang bersifat individualistik akan menggeser pola bersilaturahmi yang kita sebut di atas budaya " saling kunjung mengunjungi umumnya khususnya saat di bulan Syawal lepas puasa ramadhan.

Maka timbullah budaya baru yang disebut dengan" halal bihalal ", open house, reunian dan lain sebagainya. ***

*) Penulis adalah Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan