Breaking News

Ibadah Musiman

Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Ini merupakan sebutan yang disematkan pada orang orang yang hanya mengerjakan amal shaleh pada musim musimnya saja. Dan selain waktu itu mereka tidak berkepentingan lagi dengan amal saleh atau kewajiban.

Diantara mereka ada yang meninggal sholat, selain gari jumat. Ada yang tidak mengerjakan sholat, membaca Alquran, serta sholat berjamaah di masjid, kecuali pada bulan ramadhan saja. Saat bulan ramadhan tiba, anda akan melihat selalu berada di masjid, duduk membaca Al Qur'an dan mengikuti sholat tarawih. Jika bukan ramadhan telah berlalu, ia kembali seperti sediakala, tidak lagi sholat di masjid atau amalan amalan lainnya.

Ada golongan yang lebih mengherankan lagi dari pada golongan di atas yang belum pernah dilihat nabi, dan ini hanya terjadi pada abad ini, yaitu orang orang yang melakukan puasa di bulan Ramadhan tanpa mengerjakan sholat. Dan ada yang lebih mengherankan lagi, yaitu para wanita yang melaksanakan ibadah yang paling sulit di bulan Ramadhan, yaitu menghidupkan disepuh malam terakhir di bulan Ramadhan dan mampu bersabar untuk berdiri lama. Jika Ramadhan telah berakhir atau ketika pulang ke rumah nya melepas hijabnya dan kembali menampakkan perhiasannya seperti semula.

Diantara mereka apabila sudah mendekati kematian, ada yang kembali rajin mengerjakan sholat dan melakukan amal kebaikan sekali tempo, kemudian kembali lagi seperti sedia kala.

Demikianlah potret perilaku ibadah Musiman. Ini tentu saja merupakan sesuatu yang di ada ada dalam diri ini, yang pernah disinyalir oleh Rasulullah Saw ketika beliau ketemu dengan segolongan orang di sisi telaga Al Kautsar yang hendak minum, tapi dicegah oleh malaikat. Kemudian beliau mengadu. Wahai Rabb, mereka adalah sahabat sahabat (umatku).

Lalu di jawab, Kamu tidak mengetahui apa yang mereka ada adakan sesudah kematian mu (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan: Maka aku berkata. Akan terjauh dari Rahmat Allah, orang orang yang mengganti (ajaran ku) setelah kematian ku (HR. Bukhari dan Muslim).

Faktor yang menjadikan mereka melakukan kegiatan musiman ini ialah karena kerasnya pertarungan dalam jiwa mereka, antara aspek kebijakan dengan aspek keburukan. Atau karena mereka tertipu oleh setan, yang dengan gigihnya membisikkan kepada mereka, bahwa semua kebajikan yang mereka lakukan pada musim musim tersebut akan dapat meringankan mereka dari azan Allah, dan tipuan tipuan lainnya.

Mungkin pertanyaan kita bersama makna salah satu hadis yang berbunyi.... akan terjauh dari Rahmat Allah orang yang mengganti (ajaran ku) setelah kematian ku ( Bukhari dan Muslim), termasuk kegiatan yang dianggap baik oleh kelompok tertentu walaupun tanpa ittiba' Rasulullah yang dilakukan pada saat saat tertentu. Allah hu a'lam (hanya Tuhan Yang Maha Benar yang mengetahui jawabannya). Artinya bukan saja bermakna negatif seperti cerita di atas sebelum, namun yang bermakna positif yang dianggap baik oleh pelaku?????. ***

*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan