Breaking News

17 Kali Menipu Allah dalam Sehari?

Tulisan Oleh: Albar Sentosa Subari*)

JENDELAKITA.MY.ID - Mengawali tulisan ini supaya jangan salah tafsir dan pertanyaan: Apakah mungkin Allah ditipu. Perlu diawali satu makna orang yang berucap menyebut Allah tapi realisasi bertentangan. Dengan kata lain dia sudah menipu dirinya sendiri.

Setiap sholat kita membaca tujuh belas kali dalam sehari semalam, yang jika dihitung jumlahnya mencapai dari itu. Yaitu ketika kita membaca surat alfatihah yang merupakan salah satu rukun sholat yang tanpa nya sholat tidak akan sah.

Setiap kali membaca: Kepada Mu kami menyembah, dan kepada Mu kami meminta pertolongan (alfatihah: 5), realitas nya berbicara lain. Lidah mengucapkan itu tetapi nyatanya mereka tetap tunduk kepada manusia, bertepuk tangan buat mereka yang membuat aturan atau putusan yang diambil dari selain perundangan undangan Allah.

Mereka takut ketika ada seseorang yang mengancam akan memutuskan sumber rezeki atau nyawa nya. Mereka mengangkat tuhan tuhan selain Allah. Mereka tunduk, patuh dan takut kepada tuhan tuhan tersebut, melaksanakan perintahnya dan berserah diri kepada nya.

Hawa nafsu dan keinginan, isteri isteri, pakaian, pangkat dan seluruh perhiasan dunia, adalah tuhan tuhan mereka selain Allah. Namun demikian, mereka tetap mengucapkan lebih dari tujuh belas kali dalam sehari semalam: Hanya kepada Mu kami menyembah.

Mereka mengucapkan Dan hanya kepada Mu kami memohon pertolongan. Artinya jika terkena musibah, bencana, sangat membutuhkan Mu, karena kami sangat lemah, kami tidak datang kepada seorang pun selain Engkau untuk menolong dan membebaskan bencana itu.

Tetapi realitasnya mereka datang kepada sesama mahluk sebelum sang Khaliq.

Selanjutnya, mereka mengucapkan Tunjukkanlah kami ke Jalan yang lurus (alfatihah: 6). Yaitu jalan yang dilalui oleh para salafus saleh, para pengikut Ambiya, sahabat dan orang orang yang mengikuti mereka dengan setia hingga hari kiamat kelak. Tetapi realitasnya mereka terus berbuat maksiat (Riba, berdusta, ghibah, namimah, menipu, kedengkian dan sebagainya).

Apakah ini berarti bahwa jutaan umat Islam di seluruh dunia berdusta di hadapan Tuhan dan menipu Nya 17 x dalam sehari semalam.

Keadaan mereka itu tidak beda dengan orang gila, yang meminta air kepada kawannya, ketika air itu diberikan malah dia menolak. Apakah itu merupakan kebiasaan yang mendarah daging, sehingga memisahkan hubungan perkataan dan perbuatannya?. Ataukah itu kebiasaan berbohong yang menyelimuti kehidupan kita sehingga kita tidak dapat lagi membedakan antara berdusta kepada manusia dengan berdusta kepada Allah?.

Atau kah hal semacam suatu materi yang menutupi hati, semacam karat, yang membutakan mata hati manusia untuk dapat melihat yang hakiki dan menilik apa yang dikatakan dan yang dilakukan nya?. Ataukah itu merupakan kemaksiatan yang membutakan hati?. Ataukah semuanya itu benar? Jika benar, maka ini adalah malapetaka besar yang menimpa umat ini.

Allah berfirman yang artinya: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa apa yang tidak kalian kerjakan (ash-Shaff: 3). ***

*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan