Memahami Wawancara Cegat
Tulisan oleh: Lusi Apriani*)
Jendelakita.my.id - Sebuah wawancara menjadi bagian penting
dalam reportase atau peliputan jurnalistik. Wawancara bukan soal bertanya dan
menjawab saja. Dalam wawancara ada etika yang harus dipatuhi seorang jurnalis.
Wawancara
yang baik dilakukan dengan cara yang baik juga. Dengan wawancara yang baik,
akan mendatangkan banyak keuntungan bagi jurnalis, seperti bisa menambah
informasi dan juga menambah relasi.
Begitu pun dengan wawancara cegat, tentu
walaupun sifatnya mencegat, wawancara cegat harus memiliki persiapan yang
matang, pelaksanaan, dan pasca wawancara. Wawancara cegat harus memiliki
strategi menyiapkan pertanyaan singkat dan pendek untuk narasumber. Pertanyaan
panjang akan menyulitkan narasumber menjawab.
Pertanyaan
itu sebaiknya juga dipersiapkan setelah
seorang wawancara cegat mendalami persoalan yang akan dimintakan konfirmasi
atau bahkan klarifikasi.
Sebelum
masuk lebih jauh mengenai wawancara cegat kita akan membahas dulu apa itu
wawancara cegat. Wawancara cegat atau lebih sering di kenal dengan wawancara
doorstop adalah wawancara yang menemui
sumber beritanya secara mendadak, misalnya ketika dia keluar mobil untuk
menghadiri suatu pertemuan.
Wawancara
seperti ini sama dengan kebalikan wawancara perjanjian. Wawancara doorstop
dilakukan bukan karena kebetulan, tapi sengaja untuk mengetahui pendapat sumber
dengan cara mencegatnya disuatu tempat.
Seorang
wawancara cegat yang melakukan teknik ini biasanya disebabkan karena narasumber
atau tokoh publik yang ingin diwawancarai sulit ditemui untuk melakukan
wawancara.
Bagi
seorang PR dari klien atau tokoh publik, menerima tawaran wawancara cegat pintu
dapat menjadi kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu isu secara
cepat.
Karena
ini dapat berpengaruh pada citra seorang tokoh politik atau perusahaan, penting
untuk dapat mengelola respon yang tepat dalam menghadapi doorstop interview.
Dalam
wawancara cegat tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan, kira-kira seperti
apa kelebihan dan kekurangan nya??
Teknik
wawancara cegat pintu memiliki beberapa kelebihan, baik bagi wartawan maupun
bagi seorang PR. Adapun beberapa kelebihan dari wawancara cegat sebagai
berikut.
Pertama
wawancara cegat lebih leluasa memberikan pertanyaan, yaitu kelebihan utama dari
teknik wawancara yang satu ini adalah wawancara cegat lebih leluasa memberikan
pertanyaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, wawancara ini biasanya
dilakukan ketika narasumber keluar tempat acara, misalnya ketika dalam kegiatan
konferensi pers.
Namun,
meskipun para wawancara cegat sudah diberi waktu untuk mengajukan pertanyaan di
sesi QnA, tentunya terdapat keterbatasan waktu dan bahasan. Oleh karena itu,
wawancara cegat pun akan lebih leluasa dalam mengajukan pertanyaan yang
sensitif atau eksklusif kepada narasumber dalam doorstop interview.
Selanjutnya
yang kedua memperoleh jawaban secara cepat, yaitu karena bersifat mendadak, spontan,
dan terburu-buru, wawancara cegat pun biasanya akan memperoleh jawaban dari
narasumber secara lebih cepat. Dengan demikian, wawancara cegat pun sudah bisa
mendapatkan bahan berita tanpa harus melakukan janji terlebih dahulu dengan
narasumber.
Adapun
yang ketiga berkesempatan mewawancarai narasumber yang sulit ditemui. Terkadang ada tokoh
atau pejabat publik yang tidak bisa ditemui oleh wartawan untuk melakukan
wawancara, entah itu karena tidak bersedia diwawancarai atau tak memiliki waktu
luang. Oleh karena itu, melakukan teknik wawancara cegat pintu ini dapat
menjadi solusi apabila narasumber sulit ditemui secara langsung.
Selanjutnya
kekurangan wawancara cegat. Meskipun memiliki sejumlah kelebihan, wawancara
cegat juga tentunya mempunyai beberapa
kekurangan, yaitu.
Pertama
karangnya persiapan, Umumnya, wawancara cegat dilakukan secara mendadak dan
spontan, sehingga wawancara cegat yang melakukannya kerap kurang persiapan.
Alhasil,
pertanyaan yang diajukan juga mungkin bersifat lebih umum dan kurang mendalam
karena wawancara cegat kurang melakukan riset sebelumnya.
Kedua, ketidaknyamanan narasumber, seperti terdapat banyak kasus
ketika narasumber merasa tidak nyaman karena pertanyaan mendadak dan sensitif
yang diajukan wawancara cegat.
Akhirnya, hal ini pun dapat
memengaruhi kualitas tanggapan yang diberikan narasumber. Oleh karena itu,
penting bagi wawancara cegat untuk mempertimbangkan masalah etika dan
sensitivitas dalam mengajukan pertanyaan.
***
*) Penulis adalah mahasiswa semester
4 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAI Bumi Silampari Lubuklinggau