Breaking News

Biografi dan Perjalanan Inspiratif Ketua Prodi BPI STAI Bumi Silampari

Reportase Oleh: Rara Aziza Maharani (Mahasiswa KPI Semester IV STAI BS)

Jendelakita.my.id - Dalam perjalanan hidup yang dipenuhi dengan berbagai rintangan dan keberhasilan Nurrohman Zulkarnain. M.Sos, seorang dosen sekaligus sebagai ketua program studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari Lubuklinggau.

Dalam wawancara ekslusif yang dilakukan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) semester 4 di ruang dosen, ia berbagi kisah inspiratifnya yang membawa semangat dan tekad dalam meraih impiannya pada Selasa, (05/03).

Nurrohman lahir pada tanggal 13 maret 1994, Tegalrejo.

Beliau dari keluarga yang sederhana, dimana ibunya adalah seorang guru honorer dan ayahnya bekerja sebagai serabutan, ia telah menghadapi berbagai cobaan sejak dini.

Meskipun pernah mendapatkan ejekan dan celaan dari teman-temannya terkait masalah ekonomi, semangat dan ketekunan Nurrohman dalam mengejar pendidikan tidak pernah surut.

Alumni SDN 1 Tegal Rejo, MTS Muhammadiyah Tegal Rejo, dan MA Mujahiddin Tugumulyo, kemudian ia melanjutkan jenjang Pendidikan S1-nya di STAI BS Lubuklinggau dengan jurusan perbankan. Namun, karena saat itu jurusan tersebut belum mendapatkan izin.

Nurrohman kemudian beralih ke jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Dikenal sebagai salah satu mahasiswa yang aktif, ia pernah menjadi sekretaris BEM selama 2 periode. Nurrohaman juga sempat ingin mencalonkan dirinya sebagai ketua BEM. Namun, karena ada beberapa alasan, hal demikian tidak terwujud.

Setelah ia menyelesaikan pendidikan S1-nya pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan S2 di sebuah universitas di Padang. Perjalanan pendidikan dan kehidupannya tidak selalu mulus. Untuk membiayai kuliah dan kehidupannya di Padang, Nurrohman pernah menjadi marbot di salah satu dan bahkan menjual motornya untuk hal itu.

Pada saat menyelesaikan tesisnya, Nurrohman membagikan kunci keberhasilannya "Saya selalu ceritakan kepada orang tua saya jika ada hal sulit. Saya minta doa orang tua dan alhamdulillah semuanya dilancarkan." Ujarnya. Dengan keyakinan dan kesabaran, Nurrohman berhasil menaklukkan setiap rintangan dalam perjalanannya dan ia menikah dengan wanita yang dicintainya pada saat menyusun tesisnya dan tinggal di Padang selama beberapa tahun.

Setelah lulus S2 pada tahun 2019, Nurrohman kembali ke kampung halamannya di Tugumulyo. Kemudian is melamar kerja di STAI-BS Lubuklinggau dan berhasil mendapatkan posisi di Bagian Administrasi Akademik (BAAK). Selain itu, ia juga masuk ke dalam dunia perkontenan YouTube sebagai kerja sampingan. Setelah mendapat kesuksesan dalam satu tahun, sayangnya, akunnya dibanned, membuatnya memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya di YouTube.

Pada tahun 2021, Nurrohman dan keluarganya mengambil inisiatif untuk mendirikan yayasan dengan modal awal Rp. 10.000.000.00 juta dan uang pendaftaran sneilai Rp. 5.000.000.00 untuk membuat yayasan. Yayasan ini dimulai dengan adanya TPA Al Huda, kemudian berkembang menjadi Al Huda Musi Rawas, karena pusatnya ada di Musi Rawas. Dalam Yayasan terssebut menyediakan TPA, rumah tahfidz Quran non-formal, dan rencana tahun ini akan membuat sebuah TK disana, yayasan ini menjadi wadah untuk pendidikan dan kebaikan di lingkungan sekitar. Nurrohman berharap agar yayasannya bisa berkembang hingga tingkat internasional.

Di akhir wawancara, dia memberikan kata-kata bijak, "Jangan pernah suudzon kepada Allah SWT, selalu lah berbakti kepada orang tua, terutama ibu, karena bagaimanapun, orang tua sangat keramat bagi kita".

Semoga kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus bersyukur dan tidak pernah menyerah dalam mencapai cita-cita. ***