Breaking News

Hikmah: Soekarno Sebagai Perumus/Penggali Pancasila

Opini Oleh: Albar Sentosa Subari*)

JENDELAKITA.MY.ID - Sebelum kita memasuki fokus tulisan, ada baiknya sedikit menyinggung dengan Pertanyaan Apakah Pancasila itu?

Ada yg menyebutnya FILSAFAT, ada yang Filsafat Negara, ada lagi... ajaran Bung Karno seperti MPRS.

Kalau kita bangsa Indonesia hingga kini berbicara tentang Pancasila, yang dimaksud tidak lain adalah dari pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.

Mengenai sifatnya pidato ini, adalah pidato untuk memenuhi permintaan Ketua BPUPK (ada juga yang menulis BPUPKI).

Dr. Radjiman Wediodinongrat, tentang "filosofische grondslag dari bangsa Indonesia Merdeka.

Kalau pidato ini diucapkan untuk memenuhi permintaan itu, maka sifatnya adalah suatu Filsafat. Dan bukan ideologi saja, seperti sering kita dengar.

Dalam penjelasan pada Ketetapan MPRS no XXVI/MPRS/1966, MPRS mengatakan Pancasila yang merupakan puncak cakupan dari ajaran Pemimpin Besar Revolusi Ir Soekarno.

19 September 1951 Bung Karno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajahmada Yogyakarta.

Salah satu pertimbangan nya bahwa pidato Bung Karno 1 Juni 1945 adalah kelahiran Pancasila.

Sebagaimana disampaikan oleh Promotor nya Prof. Notonegoro dalam pidato pengukuhan promovendus Bung Karno.

Namun pada saat itu juga 19 September 1951, ia menolak disebut sebagai Pencipta Pancasila.

Sebagaimana kalimat beliau yang disunting dari buku Berjudul Pancasila dan/dalam Undang-undang Dasar 1945, karangan Prof. Soedirman Kartohadiprodjo, SH, ( guru besar/ dekan Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan dan guru besar luar biasa Fakultas Hukum Universitas Negeri Padjadjaran Bandung.Penerbit Binacipta 1968 halaman 10-11.

....... Berkatalah Ir Soekarno pada waktu itu " Pancasila" yang Tuanku Promotor sebutkan sebagai jasa saya itu, bukan lah jasa saya, oleh karena itu, dalam hal Pancasila itu , sekedar menjadi PERUMUS.

Pancasila itu telah lama tergugat pada jiwa bangsa Indonesia. Saya menganggap Pancasila itu corak karakternya bangsa Indonesia (Ir. Soekarno; Ilmu dan Amal Geest, wil EN DAAD).

Dan penolakan ini diulangi di Surabaya, empat tahun kemudian 25 September 1955. Pada waktu itu Bung Karno berkata:

........ aku tolak dengan tegas ucapan Prof.Notonegoro, bahwa aku adalah pencipta Pancasila. Pancasila diciptakan oleh Bangsa Indonesia sendiri.. aku hanya menggali Pancasila dari buminya bangsa Indonesia.. Pancasila terbenam di dalam bumi bangsa Indonesia 350 tahun lamanya ---aku gali kembali dan aku sembahkan Pancasila ini di atas persada Bangsa Indonesia kembali. Aku menggali lima mutiara yang tadinya lima mutiara itu cemerlang tetapi oleh karena penjajahan asing yang 350 tahun lamanya terbenam kembali di dalam bumi Indonesia.

Simpulan;

1. Ir. Soekarno sendiri menolak disebutkan sebagai pencipta Pancasila.

2. Bukan pula disebutkan sebagai ajaran. Karena kalau disebut ajaran seseorang itu berarti ajaran yang disusun, diciptakan oleh orang yang bersangkutan.

Maka karena itu marilah kita menerima saja apa yang menjadi pandangan Ir. Soekarno itu ialah Pancasila bukan ciptaan nya dan bahwa Pancasila adalah Isi jiwa bangsa Indonesia (kenbron dan welbron)

Dengan begitu Pancasila bukan ajaran Itu. 

Soekarno dan karena itu tidak termasuk apa yang dinamakan Sukarnoisme, melainkan suatu isi jiwa bangsa Indonesia, dan ini adalah filsafat bangsa Indonesia.

3. Merupakan suatu hikmah Pancasila itu bukan Sukarno - isme. 

Dengan demikian Pancasila itu tidak akan mengalami sesuatu apa yang mungkin dialami Pencipta nya, seperti apa yang dialami oleh ajaran ajaran lainnya yang nasibnya sejalan dengan penciptanya (Lihat Tap MPRS No XXVI/ 1967, yang telah dicabut).

Lihat buku Soedirman Kartohadiprodjo berjudul Pancasila dan/dalam Undang-undang Dasar 1945 serta Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. ***

*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan