Renungan Hari Ibu
![]() |
Penulis adalah Ketua Pembina Adat Sumsel |
Opini Oleh: Albar Sentosa Subari*)
JENDELAKITA.MY.ID - Setiap
tahun kita selalu mengenang kehadiran sosok seorang wanita yang kita sebut IBU.
Sosok seorang ibu, dalam sejarah peradaban hingga sekarang
menarik untuk diurai beberapa catatan singkat, sehingga kita sadar peran dan
seorang wanita di dalam berinteraksi sebagai anggota komunitas masyarakat.
Pada masa awal kehidupan sosial katakanlah dari sisi
antropologi khususnya phase manusia belum menetap, seorang wanita yang pertama
kali dikenal oleh seorang anak keturunan biologis nya, adalah sosok ibu.
Konsep seperti ini tidak saja berlaku pada mahluk manusia
juga berlaku pada mahluk hidup lain nya ciptaan Tuhan. (Ambil saja contoh yang
mudah, yang isinya sarat makna, kehidupan seekor ayam selama masih dibutuhkan
nya anak ayam selalu berjalan dan mencari makanan bersama induknya, tidak
pernah kita melihatnya bersama seekor ayam jantan, tentu ini Allah ciptakan
sebagai suatu nasehat bagi manusia yang berakal sehat (istilah berakal sehat
sering didengarkan dari seorang pengamat politik dan hukum RG).
Keistimewaan sosok wanita disimpulkan oleh etnis suku yang
menarik sistem keturunan matrilineal.
Dalam teori ilmu hukum adat kita selalu mendudukkan istilah
matrilineal pada urut urutan pertama kali baru menyusul istilah patrilineal dan
parental/ bilateral.
Juga dari sisi ilmu agama sosok seorang wanita baca ibu
memiliki kedudukan istimewa' bagi anak anak nya baik yang masih belum dewasa
ataupun sudah dewasa contohnya seorang anak laki laki, surganya terletak pada
ridho seorang ibu.
Sebaliknya juga Allah mengkodrat kan surga seorang wanita
yang telah berkeluarga terletak pada ridho laki laki baca suaminya ( tentu ini
Allah punya maksud yang harus dimaknai dan direnungkan bersama).
Catatan terakhir sekedar renungan dihari ibu tanggal 22
Desember 23, sosok seorang wanita/ ibu sampai sekarang masih dibutuhkan
keberadaan misalnya dalam kancah perpolitikan, diharapkan setiap partai politik
mendudukkan wanita minimal tiga puluh persen. Namun fakta hal tersebut belum
maksimal terujud, tentu menarik untuk dianalisa.
Terakhir dalam tulisan ini ada catatan ringan dari pendapat
dr. Aisyah Dahlan, mengatakan wanita itu mempunyai dua sisi otak yang bekerja
sekaligus dan memiliki bendahara kata 20.000 dan suka kumpul, emosional dan
sulit membuat solusi; berbeda dengan sosok laki-laki.
Rasulullah pernah berkata bahwa wanita itu juga berbeda
dengan laki laki yaitu mereka mempunyai kekurangan bila dibandingkan dengan
sosok pria; mereka mempunyai 2 kekurangan yaitu kurang ilmu dan kurang agama.
Ini bisa dianalisis lebih jauh pada kesempatan lain kali.
Wallahu alam.
Allah SWT yang Maha Benar.
Singkat nya ambil contoh Allah memberikan hak waris kepada
wanita satu berbanding dua untuk laki-laki,
seorang laki laki bisa beribadah pull selama tiga puluh hari tanpa putus
kecuali alasan syar'i, wanita tidak karena alasan syar'i juga.
Dalam bahasa Melayu Laki laki bermakna RAJA wanita ibu
bermakna RATU.***