Sosiologi Pedesaan dan Perkotaan
Penulis adalah Mahasiswi STAI Bumi Silampari
Oleh
: Coni Messa Levi*)
JENDELAKITA.MY.ID - Pedesaan Secara umum sosiologi pedesaan adalah cabang ilmu sosiologi yang mengkaji aspek-aspek pedesaan, baik itu berupa struktur sosial, kondisi perekonomian, maupun sistem sosial, dan juga hal-hal lain yang terkait dengannya.
Ada beberapa pengertian sosiologi sosial menurut para ahli.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Menurut
Samderson, sosiologi pedesaan adalah ilmu sosial yang memberi kajian dan
pembahasan dalam kemasyarakatan, yang mana kajian yang dilakukan adalah
mengenai kehidupan yang ada di lingkungan pedesaan.
2.
Menurut
Smith dan PE Zopt, sosiologi pedesaan adalah wawasan yang disusun dengan
sistematis dengan menggunakan penerapan metode penelitian sosial yang
ilmuah terutama mengenai kehidupan masyarakat pedesaan.
3.
Jhon
M Gillete mendefinisikan sosiologi pedesaan sebagai cabang ilmu sosiologi yang
memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
bentuk komunitas atau kelompok sosial di pedesaan.
4.
Rogers
menyebutkan bahwa sosiologi pedesaan merupakan cabang ilmu sosial yang memberi
bahasan dan pengetahuan tentang segala bentuk fenomena kehidupan dalam
masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.
5.
Priyotamtomo
mengatakan bahwa sosiologi pedesaan adalah studi ilmiah yang menggambarkan
hubungan manusia dengan kelompok serta dinamika yang dialami dalam masyarakat.
Teori Sosiologi Pedesaan
Dalam mempelajari sosiologi pedesaan termasuk untuk memahami segala
dinamikanya, maka perlu melakukan pendekatan dengan teori-teori mengenai
perkembangan dan perubahan sosial masyarakat. Diantara teori yang
banyak digunakan dalam mengkaji masalah sosial pedesaan adalah
Teori evolusi sosial dari Herbert Spencer.
Berdasarkan teori evolusi sosial Herbert Spencer, fenomena
desa dijelaskan sebagai perubahan dan perkembangan struktur massyarakat yang
sederhana menuju masyarakat yang lebih kompleks.
Akan tetapi, teori evolusi sosial dirasakan masih terlalu umum sehingga
diperlukan teori-teori lain yang lebih khusus.
Diantara teori yang berkembang adalah:
1.
Teori
modernisme, yang menyatakan bahwa setiap masyarakat akan berkembang menjadi
masyarakat yang modern termasuk juga masyarakat pedesaan, dan
2.
Teori
dependensi, yang menyatakan bahwa kapitalisme modern telah menyebabkan
masyarakat pedesaan menjadi terlalu bergantung sehingga semakin mengalami
keterbelakangan.
Kegunaan Sosiologi Pedesaan
Beberapa manfaat atau kegunaan dari sosiologi pededaan adalah:
1.
Menambah
wawasan melalui penelitian sosiologi pedesaan
2.
Memberi
pengetahuan mengenai fungsi dan peranan desa dalam pembangunan kedepannya
3.
Membuka
pemahaman mengenai perkembangan dan kemajuan desa.
Ruang Lingkup Sosiologi Pedesaan
Adapun ruang lingkup yang dipelajari dalam sosiologi perdesaan
diantaranya adalah:
1.
Profil
desa
2.
Struktur
sosial pedesaan
3.
Ekologi desa
4.
Sistem
kemasyarakatan, dan
5.
Sistem organisasi desa.
Contoh Sosiologi Pedesaan
Diantara contoh kajian sosiologi pedesaan adalah:
1.
Pembahasan
mengenai usia pernikahan muda di kalangan masyarakat pedesaan serta dampaknya
terhadap pendidikan dan struktur sosial masyarakat desa.
2.
Kondisi
masyarakat yang homogen dan pola pikir tradisional serta efenya terhadap
penerimaan akan unsur-unsur budaya baru.
Sosiologi perkotaan
Secara umum, sosiologi perkotaan merupakan cabang dari
ilmu sosiologi yang mempelajari mengenai gejala-gejala sosial yang
terjadi akibat adanya interaksi sosial antar masyarakat yang ada di
wilayah perkotaan.
Berikut adalah beberapa pengertian dari sosiologi perkotaan menurut
para ahli:
a.
Menurut
Max Weber, sosiologi perkotaan adalah konsep tentang kota yang di dalamnya
terdapat masyarakat yang memenuhi kebutuhan ekonominya pada pasar lokal.
b.
Menurut
Cristaller, sosiologi perkotaan merupakan kajian yang memiliki fungsi
penyelenggaraan jasa-jasa bagi daerah di sekitarnya atau dengan kata lain kota
yang merupakan pusat pelayanan dalam masyarakat.
c.
Paulus
Hariyono mendefinisikan sosiologi perkotaan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia, baik antar individu maupun antar kelompok, yang tinggal
di perkotaan yang mempunyai berbagai aspek, seperti ekonomi, hukum,
kesehatan, dan yang lainnya
d.
Sapari
Imam Asy’ari mengatakan bahwa sosisologi perkotaan adalah ilmu sosiologi yang
mengkaji dan menganalisis mengenai aspek-aspek kehidupan masyarakat di kawasan
perkotaan.
e.
Cholil
Mansyur menyebutkan sosiologi perkotaan sebagai kajian sosiologi yang membahas
mengenai aspek masyarakat kota, baik karena sebab perpindahan maupun
akibat revolusi industri.
Ruang Lingkup Sosiologi Perkotaan
Kajian mengenai sosiologi perkotaan mencakup beberapa ruang lingkup
berikut:
a.
Masyarakat
perkotaan
Beberapa ciri dari masyarakat perkotaan adalah :
1.
Cenderung
bersifat individualis
2.
Merupakan
masyarakat yang prural dan majemuk atau heterogen karena biasanya berasal dari
berbagai latar belakang, asal, suku, agama, dan ras.
3.
Hubungan
sosialnya bersifat patembayan atau gesselschaft
4.
Cenderung
lebih terbuka dan berpikiran rasional
b.
Kawasan
kota
Kawasan kota merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk relatif
tinggi. Kota sendiri pada asalnya merupakan pengembangan dari desa.
Selain sebagai pemukiman, pada umumnya kota juga menjadi pusat
ekonomi di bidang jasa, industri, dan perdagangan.
Beberapa permasalahan sosial yang seringkali ditemui di
kota adalah:
1.
Angka
kriminalitas yang tinggi
2.
Biaya
hidup yang cukup mahal
3.
Kemiskinan
dan ketergantungan sosial
4.
Pencemaran
lingkungan
Contoh Sosiologi Perkotaan
Ada banyak aspek yang bisa menjadi kajian sosiologi perkotaan,
diantaranya adalah:
1.
Ketimpangan
pembangunan di perkotaan akibat tidak meratanya penduduk antara satu kota
dengan kota lainnya
2.
Tingginya
angka kemiskinan di kota yang menyebabkan kesenjangan ekonomi yang juga tinggi
3.
Banyaknya pengangguran
akibat ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan yang tersedia dengan jumlah
pencari kerja.
4.
Banyaknya
masalah sosial seperti pengemis dan gelandangan yang biasanya diakibatkan
tarus urbanisasi
5.
Masalah lingkungan
hidup, seperti munculnya pemukiman kumuh dan pencemaran lingkungan
6.
Tingginya
tingkat kriminalitas dan kekerasan.***
*) Penulis adalah Mahasiswa STAI Bumi Silampari