Breaking News

Masyarakat adalah Komunitas yang Interdependen

Penulis adalah Mahasiswi STAI Bumi Silampari Lubuklinggau

Oleh: Fitri Dwi Lestari

JENDELAKITA.MY.ID - Sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari seluruh tingkah laku kehidupan manusia di suatu lingkungan yang di mana di dalamnya terdapat manusia-manusia lain yang saling berhubugan antara yang satunya dengan yang lainnya lagi, sehingga terjadi suatu interaksi di seluruh bidang kehidupan.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. 

Dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Melihat dari berbagai aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat ini, masih terjadinya beberapa fenomena pergeseran nilai, norma serta adat istiadat kaitannya dengan pemahaman tentang masyarakat desa dan kota.

Dalam masyarakat modern biasanya dibedakan antara masyarakat masyarakat perkotaan (urban community) dan pedesaan (rural community).

Kedua bagian ini mempunyai struktrual dan budaya yang berbeda. Masyarakat perkotaan bersifat individualis, sangat jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, bahkan ada yang tidak mengenal nama tetangganya sendiri, disebabkan kesibukan masing-masing.

Persaingannya sangat ketat, ketika melihat orang menggunakan teknologi baru, bagaimana caranya bisa memperoleh apa yang dimilikinya bahkan melebihinya.

 

A. Masyarakat perkotaan

Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya,. Tekanan pengertian “kota” terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Ciri-ciri masyarakat Perkotaan 

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

1. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

2. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas yang nyata.

3. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dariapada warga desa.

4. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

5. Jalan kehidupan yang cepat dikota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

6. Perubahan-perubahan sosial tampak denagn nyata  dikota-kota, karena kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

 

B. Masyarakat Pedesaan.

Desa menurut Sutardjo Kartodikusuma sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri Sedang menurut Paul H. Landis yaitu Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.

Ciri-ciri Masyarakat desa

1. Masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan hubungan mereka dengan masyarakat lainnya di luar batas-batas wilayahnya.

2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar sistem kekeluargaan.

3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris hanya bersifat pedesaan bersifat waktu luang.

 

C. Hubungan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.

Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan tertentu dikota.

Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.

Mereka ini biasanya adalah pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah.

Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi.

Kota juga menyadiakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :

Urbanisasi, dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota  yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah asalnya, yaitu:

1. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,

2. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.

3. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.

4. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.

5. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota, yaitu:

1. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota  banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan

2. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.

3. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.

4. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.***

 

*) Penulis adalah Mahasiswi STAI Bumi Silampari