Breaking News

Hindari Menulis dengan Plagiarisme

Image by John Conde from Pixabay

JENDELAKITA.MY.ID – Drs,Takdir Alisyahbana, M.Pd., Dosen senior Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari menyampaikan bahwa bagi para mahasiswa, maupun dosen juga para peneliti yang terlibat dalam kegiatan akademik khususnya menulis agar dapat menghindari plagiarisme.

"Kegiatan plagiarisme menunjukkan nalar yang tidak berfungsi secara akademis" ujar Takdir Alisyahbana.

"Kedua, kegiatan plagiarisme merupakan penghianatan terhadap nilai kejujuran akademis".

"Ketiga, plagiarisme merupakan pembusukan moral akademis"

"Keempat, plagiarisme merupakan kegiatan penghilangan originalitas pemikiran".

"Kelima, Plagiasi perlu mendapatkan perhatian khusus perguruan tinggi khususnya untuk peningkatan kualitas lulusannya" tegas Takdir Alisyahbana.

Sementara itu, menghindari plagiarisme dalam menulis adalah penting karena plagiarisme melanggar etika dan prinsip-prinsip akademik, serta memiliki konsekuensi hukum dan sosial yang serius.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa plagiarisme harus dihindari:

Pertama, plagiarisme merupakan pelanggaran Etika.

Plagiarisme melibatkan penggunaan karya orang lain tanpa memberikan pengakuan atau kredit yang pantas kepada penulis asli.

Ini merupakan bentuk penipuan intelektual dan pelanggaran etika dalam dunia penulisan.

Kedua, plagiarisme menunjukkan kekurangan pengetahuan.

Plagiarisme menunjukkan bahwa penulis tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup tentang topik yang mereka tulis.

Alih-alih menggambarkan pemahaman atau penelitian yang mendalam, plagiarisme hanya mencerminkan kemalasan atau kurangnya dedikasi untuk belajar.

Ketiga, dengan tidak plagiarisme maka menunjukkan kita menghormati hak cipta orang lain.

Karya tulis, baik itu dalam bentuk buku, artikel, atau konten online, dilindungi oleh hak cipta. Plagiarisme merampas hak cipta penulis asli dan merugikan mereka secara finansial dan profesional.

Keempat, plagiarisme membentuk karakter dan integritas.

Menulis adalah cara untuk mengungkapkan diri dan membangun karakter.

Plagiarisme merusak karakter dan integritas seorang individu. Ini dapat merusak reputasi seseorang dan membuat orang kehilangan kepercayaan pada mereka.

Kelima, plagiarisme memiliki konsekuensi hukum.

Plagiarisme dapat memiliki konsekuensi hukum jika pemilik hak cipta memutuskan untuk mengambil tindakan hukum. Ini dapat mengakibatkan denda atau tuntutan hukum yang serius.

 

Keenam, plagiarisme mengakibatkan kerugian akademik.

Di lingkungan akademik, plagiarisme dapat mengakibatkan sanksi akademik, termasuk penghentian atau pengusiran dari institusi pendidikan.

Ketujuh, plagiarisme  mengakibatkan kerugian profesional.

Di dunia profesional, plagiarisme dapat merusak karir seseorang. Banyak industri dan perusahaan menerapkan kebijakan nol toleransi terhadap plagiarisme.

Kedelapan, adanya plagiarisme  mengakibatkan hilangnya kreativitas.

Plagiarisme menghambat kreativitas.

Ketika penulis mengandalkan pekerjaan orang lain, mereka kehilangan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide orisinal dan berkontribusi pada pengetahuan.

Kesembilan, plagiarisme  menghambat pemajuan pengetahuan.

Penelitian dan penulisan yang orisinal dan berdasarkan pengetahuan yang ada adalah cara utama untuk memajukan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.

Plagiarisme menghambat proses ini.

Kesepuluh, plagiarisme tidak menghargai penulis asli.

Mengakui dan memberikan kredit kepada penulis asli adalah cara untuk menghormati dan menghargai kontribusi mereka terhadap pengetahuan manusia.

Oleh karena itu, menghindari plagiarisme adalah penting untuk menjaga etika, integritas, dan kepercayaan dalam dunia penulisan dan akademik.

Penulis harus selalu berusaha untuk menciptakan karya orisinal atau, jika mereka mengutip sumber lain, memberikan kredit yang pantas kepada penulis asli.***