Breaking News

Fenomena Kehidupan yang Aneh tapi Nyata


Penulis: H. Albar Sentosa Subari, S.H., S.U.  (Ketua Peduli Marga Batang Hari Sembilan)

Jendelakita.my.id. - Biasanya, apabila seseorang mendapat berita gembira, tentu yang bersangkutan maupun keluarganya merasa senang sebagai tanda kebesaran Allah. Bahkan agama Islam mengajarkan bahwa apabila seseorang mendapatkan rahmat, dia dianjurkan untuk sujud syukur. Namun, apa yang terjadi sekarang ini cukup memprihatinkan. Banyak berita di media massa dan media sosial, baik cetak maupun elektronik, bahkan sampai viral, yang memberitakan terjadinya putusan perkawinan akibat seseorang mendapatkan rezeki dari Tuhan, baik yang dilakukan pihak laki-laki maupun perempuan.

Menurut statistik, kebanyakan kasus tersebut dilakukan oleh wanita dengan mengajukan gugatan cerai. Putusnya perkawinan mereka disebabkan oleh perubahan status setelah dilantik sebagai PPPK. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan yang perlu dianalisis secara antropologi budaya. Apakah dengan dilantiknya mereka sebagai pegawai sudah membayangkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya?

Ironisnya, ada pula kisah sepasang suami istri yang memiliki dua orang anak kecil, dan hidup berawal dari titik nol, namun sang suami tega menceraikan istrinya. Peristiwa tersebut hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak kasus serupa yang terjadi di berbagai daerah di Nusantara. Apakah ini sudah menunjukkan tanda-tanda akhir zaman?

Dalam suatu ikatan perkawinan, setiap pasangan pasti akan menghadapi ujian dan cobaan dari-Nya. Tinggal bagaimana cara kita menyikapi agar ikatan lahir batin tersebut tetap utuh. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia fana ini; manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Namun, Allah akan meningkatkan derajat seseorang yang bersyukur dan bersabar.

Kembali ke kasus di atas yang penulis sebutkan sebagai aneh tapi nyata, dalam kehidupan ini memang benar-benar terjadi. Anehnya, secara logika, orang yang mendapatkan rahmat Allah seharusnya akan merasakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Dengan mendapatkan rahmat Allah, seseorang malah melakukan hal-hal yang aneh, misalnya memutuskan hubungan perkawinan dan mengorbankan anak-anak yang masih memerlukan perlindungan.

Penderitaan hidup yang telah dijalani selama ini hilang sekejap mata, seperti pepatah dahulu yang berbunyi, “Seperti air di atas daun talas,” tidak berbekas sama sekali. Yang lebih aneh lagi, baju Korpri yang dikenakan justru dibeli dari uang istrinya yang diperoleh dengan berjualan sayur. Kejadian ini terjadi di salah satu kabupaten di Provinsi Aceh.

Mudah-mudahan dengan viralnya video ini, Bupati Aceh dapat mengetahui dan mengambil sikap tegas terhadap perbuatan pegawai PPPK tersebut yang telah menelantarkan anak di bawah umur. Pegawai seperti itu layak diproses untuk diberhentikan karena telah melanggar sumpah untuk tidak melakukan perbuatan tercela serta perbuatan yang melawan hukum.