Memahami Struktur Sosial di Perkotaan
![]() |
Foto Ilustrasi Perkotaan (Sumber: https://pixabay.com/photos/paris-france-hotel-des-invalides-96208/) |
Jendelakita.my.id. - Struktur sosial di perkotaan merupakan susunan atau tatanan hubungan antarindividu dan kelompok sosial yang terbentuk akibat dinamika kehidupan kota yang kompleks, padat, dan beragam.
Berbeda dengan struktur sosial di pedesaan yang cenderung homogen dan berbasis kekeluargaan, struktur sosial perkotaan ditandai oleh diferensiasi sosial yang tinggi—meliputi perbedaan kelas sosial, pekerjaan, tingkat pendidikan, serta latar belakang budaya.
Hubungan sosial di kota bersifat lebih formal dan impersonal, yang menuntut setiap individu menyesuaikan diri secara fungsional dalam berbagai sektor kehidupan.
Solidaritas sosial di kota bersifat organik, yaitu terbangun atas dasar saling ketergantungan dalam fungsi dan peran masing-masing.
Memahami struktur sosial ini penting untuk menganalisis persoalan sosial khas perkotaan seperti kemiskinan, konflik sosial, dan segregasi wilayah.
Sebagai contoh, di sebuah kota besar seperti Jakarta, struktur sosial terlihat jelas melalui perbedaan kelas sosial antara masyarakat yang tinggal di kawasan elite dengan mereka yang bermukim di kawasan padat penduduk.
Masyarakat kelas atas umumnya bekerja di sektor formal dengan penghasilan tinggi, memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang memadai.
Sementara itu, kelompok masyarakat menengah ke bawah banyak yang bekerja di sektor informal, tinggal di permukiman sempit, dan menghadapi keterbatasan dalam mengakses fasilitas publik.
Hubungan antarindividu pun lebih bersifat transaksional dan kurang personal, mencerminkan karakter sosial masyarakat urban yang kompleks dan terstruktur secara stratifikatif.
mobilitas sosial dalam struktur sosial perkotaan
Di kota-kota besar, mobilitas sosial menjadi salah satu ciri khas struktur sosial perkotaan yang dinamis.
Seorang anak dari keluarga pedagang kaki lima yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi dan bekerja di perusahaan multinasional menunjukkan terjadinya mobilitas sosial vertikal naik.
Lingkungan kota menyediakan lebih banyak peluang pendidikan, lapangan kerja, dan jejaring sosial yang mendukung terjadinya perubahan status sosial.
Namun, di sisi lain, tidak sedikit pula masyarakat kota yang mengalami mobilitas sosial menurun akibat pemutusan hubungan kerja, persaingan ekonomi yang ketat, atau gagal beradaptasi dengan tuntutan modernisasi.
Fenomena ini menunjukkan bahwa mobilitas sosial di perkotaan bersifat terbuka, namun juga sangat kompetitif dan penuh tantangan.