Kecerdasan Buatan Dan Masa Depan Manusia : Peluang Atau Ancaman?
Tulisan oleh: Winarti
Mahasiswa Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) STAI Bumi Silampari
Jendelakita.my.id. - Kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) telah menjadi salah satu inovasi teknologi paling revolusioner di abad ke-21. Kehadiran AI tidak hanya membawa kemajuan dalam berbagai sektor, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar apakah AI akan menjadi peluang bagi umat manusia, atau justru ancaman yang dapat menggeser peran manusia dimasa depan?
Dari sisi peluang, AI menawarkan berbagai manfaat yang sulit diabaikan. AI telah membantu menciptakan efisiensi luar biasa di berbagai bidang seperti industri, kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Dalam dunia kesehatan, misalnya, AI dapat mendeteksi penyakit lebih cepat dan lebih akurat dibandingkan manuisa.dengan bantuan teknologi AI, diagnosis dan pengobatan dapat ditingkatkan secara signifikan, menyelamatkan lebih banyak nyawa. Di sektor transportasi, mobil otonom yang menggunakan AI memiliki potensi mengurangi kecelakaan lalu lintas, serta memberikan mobilitas bagi mereka yang tidak dapat mengemudi.
Di industri, AI membantu meningkatkan produktivitas dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin yang sebelumnya memakan waktu dan tenaga manusia. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada inovasi dan pengembangan yang memerlukan kreativitas manusia. AI juga memberikan kontribusi besar dalam pengelolahan data yang kompleks, membantu para ilmuwan dan peneliti dalam membuat prediksi yang lebih akurat terkait berbagai isu global, seperti perubahan iklim dan krisis pangan.
Namun, dibalik berbagai peluang yang ditawarkan, AI juga menimbulkan kekhawatiran yang signifikan. Salah satu ancaman terbesar adalah potensi hilangnya lapangan pekerjaan. Banyak tugas yang dulunya di lakukan oleh manusia kini diambil alih oleh mesin dan sistem otomatis berbasis AI, sehingga mengancam kesejahteraan pekerja di berbagai sektor.
Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa AI dapat digunakan secara tidak etis, seperti dalam pengembangan senjata otonom atau penyalahgunaan data pribadi untuk tujuan komersial maupun politik. Kegunaan positif maupun negatif nya itu tergantung untuk apa kita menggunakannya contoh kecilnya “anak sekolah menggunakan AI untuk mengerjakan tugas” ini termasuk contoh negatif karena apa? Karena menggukan AI akan sangat menghemat waktu ini bisa menyebabkan anak menjadi malas mencari dibuku dan lebih mengandalkan AI bahkan yang lebih buruknya lagi anak kita menggukan AI sepanjang sekolah sampai ia lulus dan tidak mengerti apa- apa dikarenakan tidak memahami materi dan langsung menggunakan AI untuk menjawab semua pertanyaan, itu sangat mengerikan.
Kekhawatiran lainya adalah bahwa kecerdasan buatan dapat melebihi kemampuan manusia dalam banyak hal, yang mengarah pada skenario “singuarity” di mana mesin menjadi lebih pintar daripada manusia. Ini memicu perdebatan mengenai bagaimana manusia dapat tetap mengendalikan AI dan memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan untuk kebaikan bersama, bukan malah menciptakan ancaman bagi umat manusia. Kekhawatiran jika nantinya manusia digantikan dengan AI bisa saja terjadi secara nyata jika manusia terlalu sering menggukan AI untuk hal-hal negatif.
Dengan semua potensi manfaat dan resikonya,kecerdasan buatan adalah pisau bermata dua. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan AI secara bijaksana,dengan memastikan adanya regulasi yang memadai dan memperhatikan. Hanya dengan demikian kita dapat memastikan bahwa AI benar-benar menjadi aspek peluang yang mendukung masa depan manusia, bukan ancaman yang mengintimidasi.