Cara Budidaya Ikan Nila yang Menguntungkan, Cocok untuk Pemula
Penulis: Rinaldi Efendi, S.P.
Mahasiswa Prodi HTN - STAI Bumi Silampari
Jendelakita.my.id. - Budidaya ikan nila dapat menjadi pilihan usaha yang menguntungkan, baik untuk skala rumah tangga maupun industri besar. Ikan nila, yang hidup di air tawar, merupakan jenis ikan konsumsi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia setiap hari. Teknik budidayanya yang mudah dan pemasaran yang luas menjadikannya usaha yang menjanjikan. Namun, untuk memperoleh hasil yang optimal, terdapat beberapa tahapan penting yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya ikan nila.
1. Persiapan Kolam
Tahap pertama dalam budidaya ikan nila adalah mempersiapkan kolam yang akan digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan kolam antara lain:
- Pengeringan kolam untuk menghilangkan sisa-sisa ikan
sebelumnya dan mempersiapkan tanah kolam.
- Perbaikan pematang kolam dan saluran air, baik untuk
pemasukan maupun pengeluaran.
- Pengapuran kolam dengan dosis 25-1000 gram/m² untuk
menetralkan pH tanah.
- Pemupukan menggunakan pupuk kandang (500 gram/m²), urea
(15 gram/m²), dan TSP untuk mendukung pertumbuhan plankton yang menjadi pakan
alami ikan.
- Pengisian air kolam hingga kedalaman 80-150 cm, dengan
menggunakan saringan di pintu masuk air untuk mencegah masuknya ikan atau hewan
lain.
- Penyemprotan pestisida jika diperlukan, dan menutup pintu
keluar masuk air agar air dapat tergenang dengan baik.
Setelah 5-7 hari pengisian air kolam, barulah dilakukan
penebaran benih ikan.
2. Penebaran Benih Ikan
Setelah kolam siap, penebaran benih ikan nila dapat dilakukan. Benih ikan yang ideal untuk ditebar adalah yang berukuran antara 8-12 cm atau dengan berat sekitar 30 gram/ekor. Penebaran dilakukan dengan kepadatan sekitar 5-10 ekor/m². Ikan nila akan dipelihara selama 6 bulan atau hingga mencapai berat 400-600 gram/ekor.
3. Pemberian Makanan
Pemberian pakan yang baik dan bergizi sangat penting dalam budidaya ikan nila. Pakan dapat terdiri dari makanan alami seperti dedak, ampas kelapa, pelet, serta bahan-bahan organik lainnya, seperti tumbuhan azolla, daun talas, kangkung, cacing sutera, kutu air, hingga artemia. Komposisi pakan yang baik harus mengandung:
- Protein: 20-30%
- Lemak: maksimal 70%
- Karbohidrat: 63-73%
Pemberian pakan ini dilakukan setiap hari untuk memastikan
ikan tumbuh dengan baik dan cepat mencapai ukuran panen.
4. Pencegahan Penyakit
Penyakit pada ikan nila dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti populasi ikan yang terlalu padat, kurangnya kualitas air, atau pengelolaan yang tidak baik. Pencegahan adalah langkah yang lebih efektif daripada pengobatan, yang dapat memakan biaya lebih tinggi. Untuk itu, penting untuk menjaga kondisi kolam tetap bersih dan nyaman bagi ikan, serta menghindari stres yang disebabkan oleh overpopulasi. Pengeringan kolam secara rutin dan pemeliharaan kualitas air dapat membantu mengurangi risiko penyakit.
5. Masa Panen
Masa panen ikan nila biasanya dilakukan setelah 4-6 bulan pemeliharaan, ketika ikan telah mencapai berat 400-600 gram/ekor. Jika ada ikan yang belum mencapai ukuran ideal, panen bisa dilakukan secara bertahap, dengan memilih ikan yang sudah siap konsumsi. Kolam dapat dikeringkan secara keseluruhan atau sebagian untuk mempermudah proses panen.