Breaking News

Sosialisasi Pemahaman Demokrasi Pancasila

 Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Demokrasi bagi bangsa Indonesia adalah bukan hal yang baru. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, salah seorang tokoh. Yakni HOS Cokroaminoto mendesak agar pemerintah Hindia Belanda membentuk parlemen yang anggotanya dipilih oleh rakyat. 

Beliau menekankan pada tiga hal yaitu pertama, rakyat memiliki hak untuk memilih anggota parlemen. Kedua, kedaulatan rakyat adalah di tangan rakyat, dan ketiga adalah parlemen mempunyai hak untuk membuat undang undang dan pemerintah bertanggung jawab kepada nya.( Nazaruddin Sjamsuddin).

Lebih lanjut diungkapkan bahwa pada tahun 1939, dalam sidang gabungan politik Indonesia mengeluarkan suatu manifesto yang antara lain mengusulkan adanya pemerintahan yang dilengkapi dengan parlemen yang dipilih oleh rakyat dan pemerintah harus bertanggung jawab kepada nya.

Segi lain adalah kejadian dalam kongres bangsa Indonesia yang juga mengusulkan bahwa dalam mengambil keputusan agar dilakukan secara demokratis, yakni keputusan suara terbanyak.

Dalam pembahasan tentang demokrasi, maka perlu diingat bahwa dalam perkembangan pemahaman demokrasi di Indonesia, ada dua tokoh yang sangat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang demokrasi. Kedua tokoh yang berpengaruh tersebut adalah Soekarno dan Hatta. Hatta dengan latar pendidikannya menganut pandangan bahwa demokrasi yang dianjurkan untuk Indonesia adalah sistem parlementer, di mana partai politik memainkan peranan penting. Akan tetapi Hatta juga menekankan bahwa demokrasi tidak hanya bidang politik melainkan juga bidang demokrasi ekonomi, yaitu demokrasi ekonomi.

Dengan ciri ciri nya adalah pertama mufakat; karena tanah merupakan milik bersama, maka segala keputusan tentang nya memerlukan persetujuan bersama, yaitu kesepakatan. Kedua rapat; keperluan untuk memufakatkan sesuatu keputusan menumbuhkan institusi rapat serta forum musyawarah. Ketiga, gotong royong; yang merupakan kelanjutan dari hak milik bersama atas tanah. Keempat, hak protes bersama; yaitu hak untuk menolak atau memprotes peraturan penguasa yang dirasakan tidak adil. Kelima, adalah hak untuk menyingkir dari kekuasaan penguasa bilamana rakyat merasa tidak senang lagi diam di bawah kekuasaan si penguasa (Nazaruddin)

Soekarno tentang demokrasi sebenarnya tidak terlalu jauh dari pandangan Hatta. Akan tetapi bima masuk ke hal yang lebih rinci akan terlihat perbedaan nya.

Soekarno menolak demokrasi barat karena hanya politik. Dia sependapat dengan Hatta bahwa harus ada demokrasi ekonomi. Agar kedaulatan rakyat sungguh dapat terwujud, maka hal yang perlu diperhatikan adalah agar semua perusahaan besar harus menjadi milik negara. Rakyat lah yang mengawasi pembagian hasilnya. Adapun perbedaan dari pemikiran Soekarno tentang demokrasi dengan aliran Pemikiran Hatta adalah Soekarno tidak dapat menerima demokrasi parlementer.

Setelah menyelusuri pendapat kedua tokok demokrasi tersebut (Soekarno dan Hatta), maka perlu juga dilihat bagaimana Demokrasi Pancasila dalam praktek kekuasaan Indonesia. Dalam sejarah, masyarakat Indonesia secara luas menuntut pelaksanaan demokrasi.

Yang menjadi sorotan utama adalah bagaimana mengoperasikan Demokrasi Pancasila. Demokrasi dapat dilihat sebagai suatu sistem yang mengoperasionalkan ide-ide.

Prof. Miriam Budiardjo mengakui bahwa merumuskan suatu ideologi dalam garis garis besar tidak terlalu sulit, akan tetapi mengoperasikan nya itu lah yang paling sulit ( Miriam Budiardjo, 1984).

Untuk itu sebagai generasi muda , generasi yang ingin menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Demokrasi Pancasila minimal membuat liki ciri ciri;.

Kepeloporan, keterbukaan, kebersamaan, komitmen kepada yang terbaik.

Kepeloporan di sini lebih banyak diartikan sebagai keberanian atau memberi respon yang pro- aktif terhadap tantangan pembangunan yang dihadapinya.sehingga perlu didasarkan pada ilmu pengetahuan (knowledge based pro-active actions).

Keterbukaan ditandai dengan diterima nya pluralisme pendapat, sikap dan perilaku di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang diarahkan pada upaya menemukan alternatif terbaik dari semua alternatif gagasan yang ada. Keterbukaan diperlukan untuk dapat menerapkan Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Kebersamaan,baru memiliki makna dalam alam kebhinekaan itu dapat diharapkan timbulnya gagasan baru yang dapat diuji keabsahan nya selama proses pembentukan konsensus.

Simpulan semua nya dapat terwujud bila

1, semangat untuk tidak cepat puas diri dengan hasil yang telah dicapai 

2, semangat kompetitif yang sehat tanpa mengorbankan semangat kebersamaan yang telah dibangun.

3, usaha perbaikan pada proses secara bertahap 

4, kesabaran yang dinamik dalam mengusahakan hasil terbaik yang langgeng 

5, perpaduan yang serasi diantara kepentingan jangka panjang dan jangka pendek dengan memperhatikan kondisi faktual.***

*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan