Breaking News

Kado yang Tak Ternilai Harganya dari Pulau Penyengat dan Bintan

Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id - Perjalanan menuju ke Pulau Penyengat bukanlah suatu perjalanan biasa bagi penulis, selain sebagai Ketua Lembaga Adat Melayu, tapi sangat lebih berarti sebagai seorang pemerhati budaya dan sekaligus sebagai penulis yang aktif di media sosial baik cetak maupun elektronik.

Ada dua catatan perjalanan yang sangat menyenangkan yaitu:

Pertama, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak unsur Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau beserta panitia (L0), yang memberikan rasa hormat menghormati selama berada di tanah kelahiran gurindam dua belas.

Kedua, kado kedua adalah dengan waktu perjalanan yang cukup singkat (4-6 Agustus 24), penulis mendapatkan tiga buku referensi hadiah ataupun tanda cinta dengan budaya Melayu yaitu:

1, I' tibar Gurindam Karya Raja Ali Haji yang ditulis Rima Melati, S.Ag

2, Harmonisasi Gurindam 12, Pepatah - Petitih Minang, Al Qur'an dan Hadits, penulis Satrio, Dpt. Nan Bakupiah dan Syaifullah, MA.

Kedua buku di atas penulis terima dari Datuk Maskurtaliwahyu, SH, MH)

3, Khazanah Manuskrip Riau-Lingga Lingga Abad 19 , penulis Datuk Aswandi Syahri dkk, diterima langsung dari penulis saat akan meninggalkan pulau Penyengat menuju pulau Bintan.

Gurindam secara sederhana memiliki arti sebagai puisi.

Gurindam 12 adalah kumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat. Beliau adalah seorang sastrawan di kepulauan Riau pada masanya dan diakui sebagai salah satu pahlawan Nasional.


Dari mulanya Raja Ali Haji menciptakan gurindam adalah sebagai mas kawin yang diberikan kepada Engkau Puteri Raja Hamidah yang tinggal di pulau Penyengat. Mas kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya..

Mudah mudahan yang akan datang penulis ingin mencoba menurunkan kajian analisis dari kacamata yang berbeda.

Sepintas kontruksi gurindam 12 terdiri dari 3 kelompok makna yaitu kelompok yang bernuansa TAUHID, kedua kelompok bernuansa MUAMALAH dan ketika kelompok bernuansa Manusia sebagai KHALIFAH.

Berikut kutipannya dari tiap kelompok tersebut 

a, Tauhid 

Barangsiapa tiada memegang agama,

sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama 

Barangsiapa mengenal yang empat,

maka ia itulah orang ma'rifat.

b, Muamalah 

Kepada dirinya ia aniaya 

Orang itu jangan engkau percaya.

Barang siapa khianat akan dirinya 

Apalagi kepada yang lain.

c. Khalifah 

Hukum adil atas rakyat 

Tanda raja beroleh Inayah 

Raja mufakat dengan menteri 

Seperti kebun berpagar duri.

Sebagai penutup tulisan ini sekilas tentang Raja Ali Haji.

Raja Ali Haji ibni Raja Haji Ahmad (1808-1873) pengarang gurindam 12.

Orang tua nya 

Raja Haji Achmad ibni Raja Haji Fisabilillah (1774-1874) Engkau Haji Tua. Penasehat Kerajaan Riau Lingga.***

*) Penulis adalah Ketua Lembaga Adat Melayu Sumatera Selatan.