Kepemimpinan Masyarakat Ditinjau Dari Aspek Budaya dan Sosiologi
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id. - Dalam kehidupan manusia yang saling berinteraksi dengan sesamanya, terdapat konsekuensi logis, yakni adanya dinamika kelompok masyarakat. Dari sekian banyak orang, tentu ada satu atau lebih orang yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dan mengarahkan kelompok tersebut kepada tujuan tujuan tertentu. Di dalam kelompok kelompok masyarakat, mereka yang mempengaruhi kelompok biasa disebut tokoh masyarakat.
Mereka yang menjadi tokoh atau pimpinan penting dalam masyarakat tidak terlepas dari arti kata "kepemimpinan". Bagaimana pimpinan itu terbentuk, bagaimana ia dapat menduduki posisinya dan bagaimana bentuk kepemimpinan nya atau gaya kepemimpinan nya ditinjau dari banyak segi disiplin ilmu. Bidang - bidang ilmiah yang secara langsung membahas masalah ini adalah disiplin ilmu sosiologi, antropologi terutama antropologi sosial dan psikologi sosial.
Dalam membicarakan tentang "kepemimpinan", kita harus mengaitkan pengertian antara orang atau individu yang menjadi pemimpin dengan cara dan sifatnya yang khas yang menyandang ciri kepemimpinan nya.
Bagi masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan kebudayaan, pemimpin masyarakat begitu penting artinya. Khususnya dalam menjalankan dan membantu berjalan nya pemerintahan Indonesia.
Dalam masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih hidup di pedesaan adalah suatu yang sukar dicernakan dalam pemikirannya. Hal ini berhubungan dengan daya pemikiran dan wawasan pikir masyarakat desa yang masih sangat terbatas. Konsep kepemimpinan masih jauh bagi mereka, misalnya semenjak zaman pemerintahan raja raja, zaman penjajahan, zaman orde lama, dan zaman orde baru. Dapat dikatakan bahwa pemimpin dengan gaya kepemimpinan nya masih terpisah dengan masyarakat.Bagaimana dengan gaya kepemimpinan di era reformasi di era pemilihan langsung terutama para pemilihan Kepala Daerah (PILKADA)????.
Dari permasalahan yang ada ini, kepemimpinan merupakan suatu yang komplek yang kompleks ini terdapat dalam sistem kepemimpinan itu sendiri karena sifat dari kepemimpinan dapat merupakan status, dapat merupakan fungsi atau dapat pula merupakan struktur dalam masyarakat. Di samping itu, kepemimpinan bukan milik kebudayaan tertentu., pemerintahan tertentu, zaman tertentu, atau lokasi tertentu. Oleh karena itu, kepemimpinan dapat dikatakan selalu ada dimasyarakat dan milik masyarakat. Hanya karena lokasi, zaman, dan kebudayaan yang berbeda, maka terjadilah corak corak kepemimpinan yang bervariasi, baik dari segi struktur maupun proses terbentuknya.
Namun dari berbagai kemungkinan corak dan variasi kepemimpinan, secara metodis dapat ditarik suatu pola inti sehingga memungkinkan penyusunan tentang pemimpin dan kepemimpinannya. Hal mana adalah untuk menunjang keberhasilan suatu kelompok untuk mencapai tujuan nya.
Berdasarkan berbagai disiplin ilmu, maka kepemimpinan ditinjau dari disiplin ilmu sosiologi akan menitik beratkan pada penelaahan sistem kepemimpinan dalam segi strukturnya. Hal ini berarti meninju kedudukan pemimpin dalam masyarakat dan penelaahan tentang rangkaian komunikasi yang saling mempengaruhi pimpinan dan masyarakat nya (followers atau pengikutnya).
Ilmu antropologi sosial lebih menelaah dasar dasar kebudayaan yang merupakan dasar proses terjadinya kepemimpinan. Variasi kebudayaan adalah salah satu hal yang menimbulkan variasi dalam kepemimpinan. Misalnya kebudayaan A cendrung menimbulkan kepemimpinan yang bercorak kerajaan, kebudayaan B cenderung menimbulkan kepemimpinan yang heroik dan sebagainya.
Atas dasar penelaahan disiplin ilmu sosiologi dan antropologi, maka disiplin Ilmu Patologi sosial meninjau kepemimpinan dari segi proses proses yang terjadi di dalam warga yang dipimpinnya atau pengikutnya (followers). Selain itu, disoroti pula komunikasi dengan proses nya yang terjadi antara pemimpin dan pengikutnya.
*) Penulis Adalah Pemerhati Sosial dan Hukum