Cara Mengatasi Rasa Kesal dan Hati Dongkol
![]() |
Image by Gordon Johnson from Pixabay |
Jendelakita.my.id. - Dalam agama Islam, mengatasi hati yang dongkol dan kesal berlebih terhadap sesama adalah suatu hal yang sangat penting untuk menjaga keharmonisan sosial dan spiritual. Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa perasaan tersebut adalah hal yang wajar dalam interaksi manusia, tetapi bagaimana kita mengelolanya adalah yang menentukan kualitas iman kita. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10, "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara." Kesadaran ini harus menjadi dasar bahwa kita harus mengutamakan hubungan yang harmonis dan saling menghormati.
Langkah pertama dalam mengatasi perasaan kesal adalah dengan melakukan introspeksi diri. Sering kali, perasaan dongkol muncul karena adanya rasa sakit hati atau ketidakpuasan pribadi yang belum terselesaikan. Dengan melakukan muhasabah atau evaluasi diri, kita dapat mencari akar masalah dan menyadari apakah perasaan tersebut berhubungan dengan ego atau kebanggaan pribadi. Dalam konteks ini, kita harus belajar untuk menempatkan ego di tempat yang semestinya dan mengingat bahwa kita semua adalah makhluk yang memiliki kekurangan dan kelebihan.
Langkah kedua adalah berdoa dan memohon petunjuk dari Allah. Dalam menghadapi perasaan dongkol, doa adalah salah satu cara yang paling efektif untuk memperoleh ketenangan hati. Kita bisa memanjatkan doa untuk meminta kekuatan agar mampu mengendalikan emosi dan meminta agar Allah memberikan hati yang lapang serta penuh dengan rasa kasih sayang terhadap sesama. Seperti yang tercantum dalam Surah Al-Furqan ayat 74, kita dianjurkan untuk memohon kepada Allah agar diberi hati yang penuh dengan ketenangan dan keseimbangan emosi.
Ketiga, penting untuk mengamalkan sikap sabar. Kesabaran adalah salah satu nilai utama dalam Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Sabar itu adalah cahaya." Dengan bersabar, kita tidak hanya menjaga hubungan kita dengan sesama tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah. Ketika merasa kesal, cobalah untuk menahan diri dan tidak terburu-buru dalam bertindak. Sabar bukan berarti pasif, tetapi lebih kepada mengelola emosi dengan bijaksana.
Langkah keempat adalah berusaha untuk memahami perspektif orang lain. Kadang-kadang, perasaan dongkol timbul karena kurangnya pemahaman terhadap situasi atau tindakan orang lain. Dengan mencoba melihat dari sudut pandang mereka, kita dapat mengurangi rasa kesal dan lebih bisa menerima perbedaan. Rasulullah SAW dalam banyak kesempatan selalu menunjukkan empati dan pengertian terhadap orang lain, yang menjadi contoh ideal bagi umat Islam.
Selanjutnya, berbicara dengan baik dan penuh adab juga merupakan cara untuk mengatasi perasaan dongkol. Dalam komunikasi, kita harus menjaga etika dan tata krama, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Dalam Surah An-Nisa ayat 86, Allah berfirman, "Apabila kamu diberi salam dengan suatu salam, maka balaslah dengan salam yang lebih baik atau balaslah salam itu." Ini mengajarkan kita pentingnya menjaga tutur kata yang baik, terutama saat sedang marah atau kesal.
Selain itu, melakukan tindakan kebaikan terhadap orang yang membuat kita kesal adalah salah satu cara untuk mengatasi perasaan tersebut. Menurut hadis Nabi, "Barangsiapa yang tidak menunjukkan kasih sayang, maka dia tidak akan mendapatkan kasih sayang." Melakukan kebaikan meski hati tidak sepenuhnya senang bisa membantu meredakan ketegangan dan membuka jalan menuju rekonsiliasi. Ini juga merupakan bentuk latihan untuk menumbuhkan sifat pemaaf dan mengurangi dendam.
Selanjutnya, penting untuk menghindari perdebatan yang tidak produktif. Kadang-kadang, perasaan kesal semakin memburuk ketika kita terlibat dalam perdebatan yang berkepanjangan dan tidak membawa solusi. Dalam Surah Al-Ankabut ayat 69, Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh pada jalan Kami, sungguh Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." Fokuslah pada solusi yang konstruktif dan hindari pertentangan yang hanya akan menambah kemarahan.
Kemudian, menjaga hubungan dengan Allah melalui ibadah juga sangat membantu dalam mengatasi perasaan dongkol. Dengan rutin melaksanakan shalat, membaca Al-Qur'an, dan berzikir, kita dapat memperoleh ketenangan hati dan jiwa. Ibadah yang konsisten membantu kita untuk selalu dalam keadaan yang tenang dan lebih mampu mengendalikan emosi. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis, "Sungguh, hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Allah."
Akhirnya, perlu diingat bahwa semua perasaan dan emosi kita adalah ujian dari Allah. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, Allah berfirman, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Mengelola perasaan dongkol adalah bagian dari ujian tersebut. Dengan menyadari bahwa setiap ujian memiliki hikmah, kita dapat lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi perasaan tersebut.
Dengan mengamalkan semua langkah ini secara konsisten, kita tidak hanya dapat mengatasi perasaan dongkol dan kesal, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas iman dan hubungan kita dengan sesama. Semoga dengan bimbingan dan usaha yang sungguh-sungguh, kita semua dapat memiliki hati yang lapang dan penuh kasih sayang sebagaimana diajarkan oleh Islam.