DR. Sadiman, M.Pd Berikan Ilmu Menulis kepada Peserta Bimtek Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal
![]() |
Foto: Dok. Perpuda Musi Rawas |
Jendelakita.my.id. - Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal yang digelar di lantai dasar Gedung Perpustakaan Kabupaten Musi Rawas, Kecamatan Tugumulyo, menghadirkan narasumber utama, DR. Sadiman, M.Pd. Dalam kesempatan ini, DR. Sadiman membagikan ilmu dan pengalamannya di bidang penulisan kepada para peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Materi yang disampaikan tidak hanya mencakup teknis menulis, tetapi juga menggali filosofi dan sumber inspirasi dalam proses kreatif menulis.
Dalam pemaparannya, DR. Sadiman menekankan bahwa proses menulis bukan sekadar menuangkan kata demi kata, melainkan sebuah rangkaian tahapan yang terstruktur. Ia menyebutkan tiga tahapan utama dalam menulis, yaitu pra-menulis, menulis, dan mengedit (editing). Pada tahap pra-menulis, penulis perlu mengumpulkan ide, menentukan tema, serta membangun kerangka tulisan. Selanjutnya, tahap menulis dilakukan dengan alur pikiran yang mengalir tanpa interupsi, dan terakhir, tahap editing dilakukan untuk menyempurnakan hasil tulisan.
![]() |
Foto: Dok. Perpuda Musi Rawas |
Salah satu tips unik yang disampaikan oleh DR. Sadiman kepada peserta adalah, “Pada saat menulis, jangan membaca, dan pada saat membaca, jangan menulis.” Pernyataan ini dimaksudkan agar penulis bisa fokus dalam setiap tahapan proses menulis. Ketika membaca, penulis dapat memperkaya wawasan dan mendapatkan inspirasi, sementara saat menulis, diperlukan konsentrasi penuh agar ide dapat tersalurkan dengan lancar dan tidak terganggu oleh referensi luar.
Lebih lanjut, DR. Sadiman menjelaskan bahwa sumber inspirasi dalam menulis sangat beragam. Ia menyebutkan bahwa Al-Qur’an, pengalaman spiritual, kegiatan ibadah, majalah, buku, dan pengalaman pribadi dapat menjadi titik awal munculnya gagasan dalam menulis. Bagi seorang penulis, keberanian menggali dari pengalaman batin dan lingkungan sekitar sangat penting untuk menciptakan tulisan yang otentik dan bermakna.
![]() |
Foto: Dok. Perpuda Musi Rawas |
Menurutnya, membaca juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses kreatif seorang penulis. "Orang yang banyak membaca, maka akan banyak solusi," ujarnya. Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa membaca membuka cakrawala berpikir dan memperkaya referensi dalam menulis. Buku, sebagai hasil akhir dari proses menulis, diklasifikasikan secara umum menjadi dua jenis, yaitu buku fiksi dan buku nonfiksi. Buku fiksi biasanya berisi cerita imajinatif, sedangkan buku nonfiksi bersifat informatif dan faktual.
Kegiatan Bimtek ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan teknis menulis, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat literasi yang berbasis pada nilai-nilai budaya lokal. Melalui pendekatan ini, diharapkan lahir karya-karya tulis yang mampu menggambarkan kearifan lokal serta memperkaya khasanah literatur Indonesia, khususnya yang berasal dari Kabupaten Musi Rawas dan sekitarnya.