Resum Perkembangan Sosial Emosial Anak Usia Dini
Tulisan Oleh: Cici
Jendelakita.my.id. - Apa itu perkembangan sosial emosial anak usia dini?
Perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah kemampuan anak untuk sepenuhnya mengelola dan mengekspresikan emosi baik positif maupun negatif.
Anak-anak juga dapat belajar secara aktif dengan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitar mereka dan menjelajahi lingkungan mereka.
Perkembangan sosial emosional merupakan proses dimana anak belajar beradaptasi untuk memahami situasi dan emosi dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, mendengarkan, mengamati dan meniru apa yang mereka lihat.
Perkembangan sosial emosional juga sangat sensitif bagi anak-anak untuk memahami perasaan satu sama lain dengan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Karena perkembangan manusia sendiri merupakan proses yang kompleks, yang dapat dibagi menjadi empat ranah utama, yaitu perkembangan fisik, intelektual yang termasuk kognitif dan bahasa, serta emosi dan sosial, yang di dalamnya juga termasuk perkembangan moral.
Hal ini merupakan suatu proses dimana anak-anak belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi masyarakat saat ini.
Dimensi Perkembangan Sosial Emosional Anak usia dini
Squires, Bricker & Twombly (2002) membagi perkembangan sosial emosional anak usia dini kedalam tujuh dimensi yaitu:
1. Self Regulation ( Regulasi Diri)
Self-regulation merupakan kemampuan anak untuk menenangkan atau menyesuaikan diri dengan kondisi fisiologis, lingkungan dan stimulasi.
2. Compliance ( Kepatuhan)
Compliance merupakan kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan arahan orang lain dan mengikuti aturan.
3. Communication ( Komunikasi)
Communication merupakan kemampuan anak untuk menanggapi atau memulai sinyal verbal ataupun non-verbal untuk menunjukkan perasaan dan afektif.
4. Adaptive Functioning ( Fungsi Adaptasi)
Adaptive functioning merupakan keberhasilan atau kemampuan anak untuk mengatasi kebutuhan fisiologisnya seperti jam tidur, makan dan keselamatan diri.
5. Autonomy ( Atonomi)
merupakan kemampuan anak untuk memulai diri atau merespon tanpa adanya bimbingan.
6. Affect ( Perasaan)
merupakan kemampuan anak untuk menunjukkan perasaannya sendiri dan empati terhadap orang lain
7. Interaction with people ( Interaksi dengan orang lain)
merupakan kemampuan anak untuk menanggapi atau memulai tanggapan sosial dengan orangtua, orang dewasa lainnya dan teman sebaya.
Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011), Tahapan perkembangan sosial-emosional anak usia dini sebagai berikut:
a. Tahap 1 Trust vs Mistrust ( Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan)
b. Tahap 2 Autonomy vs Shame and Doubt (Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun)
c. Tahap 3 Initiative vs Guilt (Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun)