Pengembangan Sosial Emosional AUD
![]() |
Image by Andy from Pixabay |
Tulisan Oleh : Sandra Aprilina (Mahasiswa PIAUD STAI Bumi Silampari Lubuklinggau Semester IV)
Jenselakita.my.id.
- Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan
yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang
dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik,
kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup
pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat
(KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Menurut
Muhibin dalam Nugraha (2005 : 1.13) Perkembangan social merupakan proses
pembentukan pribadi dalam masyarakat yakni pribadi dalam keluarga, budaya dan
bangsa. Perubahan sosial utama terjadi pada saat anak mulai sekolah, anak mulai
berhubungan dengan orang dewasa menjadi hubungan dengan anak-anak sebaya lain.
Pada anak-anak tertentu perubahan ini menjadi lebih sulit dibandingkan dengan
anak lainnya. Karena anak sudah mulai belajar bersaing dan bekerjasama, belajar
menerima atau menolak standar perilaku dan akan mengalihkan hubungan serta
mengikuti kelompok atau geng.
Perkembangan
social emosional anak usia dini adalah kemampuan anak mengelolah dan
mengekspresikan emosi baik positif maupun negatif.Cara melatih sosial emosional
anak bisa dengan ajak bermain diluar rumah,bacakan buku cerita,ajarkan
empati,dan banyak hal lagi.Contoh perkembangan emosi pada anak itu iyalah
menangis ketika ortunya pergi,malu,menunjukan ketetrtarikan kepada anak lain,tersenyum
dan tertawa,kesal dan bersemagat ketika bermain ditaman.
Ciri-ciri
Perkembangan Sosial Dan Emosional Anak Usia Dini
Perkembangan
sosial dan emosional meliputi kemampuan komunikasi, memahami diri sendiri dan
orang lain, kemampuan untuk mengendalikan emosi atau perasaan, bersimpati dan
berempati terhadap orang lain, membangun interaksi sosial yang hangat dan
berkualitas dengan orang lain, serta mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang
penuh penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain serta sesuai dengan
aturan masyarakat disekitarnya.
Hurlock
dalamSuyadi (2010:110) secara umum pola perkembangan emosi anak meliputi 9 apek
yaitu rasa takut, malu, khawatir, cemas, marah, cemburu, duka cita, rasa ingin
tahu dan rasa gembira.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Menurut
Yusuf (2011:21) hereditas merupakan totalitas karakteristi individu yang
diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki oleh individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak
orang tua melalui gen-gen.setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa
hereditas tertentu.
Tahap
perkembangan sosial emosional
Telah
diuraikan di muka bahwa perkembangan dimulai sejak masa konsepsi dan berakhir
menjelang kematian. Perkembangan yang begitu panjang ini, oleh para ahli
dibagi-bagi atas fase-fase atau tahap perkembangan. Penentuan fase atau tahap-tahap
tersebut didasarkan atas karakteristik utama yang menonjol pada periode waktu
tertentu.
Perkembangan
tahap perkembangan yang paling tua, dikemukakan oleh Aristoteles seorang
filosof Yunani yang hidup antara tahun 384 sampai 322 sebelum masehi.
Aristoteles dalam Nana Syaodih (2009:117) membagi masa perkembangan menjadi
tiga tahap, yaitu : masa kanak-kanak (0 – 7 tahun), masa anak (7 – 14 tahun),
masa remaja (14 – 21 tahun) setelah itu adalah masa dewasa.***