Keunggulan Potensial Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Kita bangga bangsa Indonesia, wajib bersyukur atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Esa, bahwa bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia diberkati dengan berbagai keunggulan Potensial. Sebab itu dalam sejarah bangsa Indonesia kolonial Belanda masih ingin menginjak kan kakinya walaupun kita sudah merdeka 17 Agustus 1945.
Bukan itu saja saat ini masih menjadi program program beberapa negara yang ingin bekerjasama di semua bidang. Terutama di bidang ekonomi.
Sehingga kalau salah di dalam menyikapi hal ini akan berdampak pada rakyat Indonesia.
Ingat pesan Bung Hatta dalam bukunya Demokrasi Ekonomi. Demokrasi ekonomi tidak terlepas dari Demokrasi Politik yang berdasarkan Pancasila.
Beberapa keunggulan Potensial yang kita maksudkan, minimal antara lain yaitu;
Pertama, Keunggulan Natural (alamiah).
Nusantara Indonesia amat luas (15 juta km, ; 3 juta km daratan, lebih kurang 12 juta km lautan, dalam gugusan 17.584 pulau): amat subur dan nyaman iklim nya; kaya dalam sumber daya alam, amat strategis posisi geopolitiknya: sebagai negara bahari (maritim, kelautan) di silang benua dan samudra sebagai transpolitik-ekonomi dan culture postmodernisme dan masa depan.;
Kedua, keunggulan kuantitas - kualitas manusia.
Sumber Dari Manusia sebagai rakyat dan bangsa; merupakan asset primer nasional; 360 juta dengan karakteristik dan jati diri yang diwarisinya sebagai pejuang (ksatria).... silahkan dievaluasi bagaimana identitas dan kondisi kita sekarang!!! - dalam era reformasi.
Ketiga, keunggulan sosio-kultural.
Dengan puncak nilai filsafat hidup bangsa (terkenal dengan filsafat Pancasila) yang merupakan jati diri nasional, jiwa bangsa, asas kerohanian negara dan sumber cita nasional sekaligus identitas dan integritas nasional;
Keempat, keunggulan historis.
Bangsa Indonesia memiliki sejarah keemasan: kejayaan negara Sriwijaya (abad ke 7 - 11); dan kerajaan Majapahit (abad ke 13-16), dengan wilayah kekuasaan kedaulatan geopolitik melebihi NKRI sekarang (dari Taiwan sampai Madagaskar).
Catatan singkat menurut Prof. Mr. Muhammad Yamin, dua masa kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, merupakan awal terjadi persatuan dan kesatuan suku atau bangsa Indonesia; ingat sumpah Patih Gadjah Mada).
Kelima, keunggulan Potensial kelima adalah "sistem kenegaraan Pancasila, yang terjabar dalam asas konstitusi UUD NKRI tahun 1945.
a. NKRI sebagai negara berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi);
b. NKRI sebagai negara hukum (rechtstaat);
c. NKRI sebagai negara bangsa (nation State);
d. NKRI sebagai negara berasas kekeluargaan (paham persatuan, wawasan nasional dan wawasan Nusantara);
e. NKRI menegakkan sistem kenegaraan berdasarkan UUD Proklamasi yang memancarkan asas konstitusionalisme melalui tatanan kelembagaan dan kepemimpinan nasional dengan identitas Indonesia, dengan asas budaya dan asas moral/filsafat Pancasila yang memancarkan identitas martabat nya sebagai sistem filsafat theisme-religius. Asas demikian memancarkan keunggulan sistem filsafat Pancasila (sebagai bagian dari sistem filsafat Timur). Dalam menghadapi tantangan dan godaan masa depan: neo-liberalisme dalam pasca modernisasi yang menggoda dan melanda bangsa bangsa abad ke XXI.
Keunggulan Potensial demikian sinergis dan berpuncak dalam kepribadian Sumber Daya Manusia sebagai penegak kemerdekaan dan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia yang memancarkan budaya dan moral Pancasila dalam mewujudkan cita cita nasional. Potensi nasional dan keunggulan NKRI akan ditentukan oleh kuantitas - kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai+ UUD Negara yang mantap terpercaya ---- bukan kontroversial sebagaimana Undang Undang Dasar 45 AMENDEMEN., yang menurut para pemikir dari para pakar di bidang nya masing masing masih menimbulkan sisa sisa yang perlu dibenahi kembali sehingga cita hukum (Rechtside) dalam Pembukaan UUD 45 terwujud dalam realita bukan hanya dalam kajian Normatif.
Antara SOLLEN dan SAIN, dalam dunia idee yang dipopulerkan oleh ahli filsafat Plato dan Aristoteles teraplikasi yang berbangsa dan bernegara dari Sabang sampai Merauke.***
*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan