Proffessor di Usia Muda
![]() |
| Image by Dariusz Sankowski from Pixabay |
Oleh: M.A.A.K
JENDELAKITA.MY.ID- Seorang pemuda bernama Asyari yang saat ini berusia 24 tahun dan tinggal di sebuah desa di Indonesia, bercita-cita suatu hari nanti menjadi profesor muda di bidang teknologi komputer.
Asyari saat ini memegang gelar master dan sarjana dalam bidang studi tersebut, dan dia sedang berupaya untuk mendapatkan gelar doktor.
Hal pertama yang dia lakukan
adalah memusatkan upayanya untuk melakukan penelitian yang baik.
Asyari berdedikasi untuk menghadiri berbagai seminar dan konferensi ilmiah, di mana ia berkesempatan untuk berjejaring dengan sejumlah peneliti terkemuka di bidangnya.
Kesempatan ini ia manfaatkan dengan memperluas jaringannya dan mendapatkan nasehat yang sangat berguna baginya.
Profesor Sava,
salah satu instruktur yang ia kenal, memberinya kesempatan untuk bekerja
bersamanya dalam sebuah proyek penelitian yang menarik.
Asyari terus mempublikasikan temuan penelitiannya pada jurnal ilmiah bereputasi dari tahun ke tahun seiring berjalannya waktu.
Selain itu, ia berpartisipasi dalam kegiatan mengajar dan berupaya meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Semakin banyak ia belajar, maka ia semakin ingin mengajarkannya
kepada orang lain, khususnya siswa.
Asyari pun tak segan-segan menelusuri berbagai kemungkinan yang ada di hadapannya.
Ia menerima tawaran bekerja sebagai editor buku untuk sebuah publikasi akademis, yang memberinya kesempatan untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang cara kerja proses penerbitan ilmiah.
Tindakan ini
membantu meningkatkan kualifikasi akademisnya, oleh karena itu ia harus
mempertimbangkan untuk melakukannya.
Asyari terus menunjukkan kesabaran dan kegigihannya dalam mengejar gelar guru besar, meski cita-cita tersebut tampaknya masih jauh.
Ia sadar betul bahwa kunci kesuksesannya adalah melakukan penelitian berkualitas tinggi dan memberikan kontribusi signifikan pada bidangnya.
Setiap kemunduran yang
dialaminya, seperti ditolak oleh suatu publikasi atau mengalami kesulitan
dengan penelitiannya, ia anggap sebagai peluang untuk mempelajari sesuatu yang
baru.
Ketika Asyari akhirnya menyelesaikan gelar doktornya, Profesor Sava dan rekan-rekannya yang lain mendorongnya untuk mencari jabatan guru besar di sebuah institusi besar di Indonesia.
Hal ini menyebabkan Asyari ditawari posisi di universitas tersebut.
Meskipun prosedur seleksinya cukup
sulit, ia mampu mendapatkan posisi sebagai asisten profesor berkat karyanya
yang mengesankan baik dalam penelitian maupun pengajaran.
Asyari melanjutkan pertumbuhannya dengan memanfaatkan peluang yang diberikan oleh situasi ini.
Beliau merupakan peserta aktif dalam pembuatan kurikulum baru yang inovatif, yang memberikan siswa akses terhadap informasi terkini di bidang ilmu komputer.
Selain itu, ia juga membimbing sejumlah
mahasiswa berprestasi dalam melakukan penelitian individualnya.
Asyari terus menunjukkan komitmennya terhadap karir akademisnya seiring berjalannya waktu.
Dia terus melanjutkan penelitiannya dan memperluas cakupan jaringan profesionalnya.
Setelah menunggu hingga usia 35 tahun, Asyari akhirnya dianugerahkan gelar guru besar dalam acara yang penuh kegembiraan.
Prestasi tersebut mengukuhkannya sebagai guru besar muda termuda
di Indonesia.
Kehidupan Asyari menjadi teladan bagi banyak anak muda yang memendam cita-cita suatu hari nanti menjadi seorang guru.
Ia menunjukkan bahwa tujuan meraih jabatan profesor dapat dicapai bahkan pada usia yang sangat muda dengan tekad yang teguh, komitmen yang tak tergoyahkan, dan keinginan yang tak terpuaskan untuk pendidikan seumur hidup.***

