Kesepian di Tengah Keramaian: Fenomena Sunyi yang Mengancam Kesehatan Mental
Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan terkoneksi, rasa kesepian justru semakin banyak dirasakan oleh masyarakat. Fenomena "kesepian di tengah keramaian" kini menjadi perhatian serius para ahli kesehatan mental, karena dampaknya yang dapat memicu gangguan psikologis.
Meski dikelilingi oleh orang-orang dan aktif di media sosial, banyak individu merasa tidak memiliki koneksi emosional yang mendalam. Kondisi ini dikenal sebagai perceived loneliness, yaitu kesepian yang dirasakan bukan karena kurangnya interaksi sosial, melainkan karena minimnya kedekatan dan pemahaman dari lingkungan sekitar.
Psikolog menyebutkan bahwa kesepian kronis dapat memicu gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan tidur, hingga penurunan fungsi kognitif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut kesepian sebagai ancaman kesehatan global yang setara dengan risiko merokok berat.
Rina, seorang mahasiswi di Lubuk Linggau mengaku sering merasa kesepian meski memiliki banyak teman. "Saya bisa tertawa di grup WhatsApp, tapi tetap merasa hampa saat malam tiba apalagi di tengah keramaian saya merasa kebingungan. Rasanya seperti tidak ada yang benar-benar mengenal saya," ujarnya pada Sabtu, (18/10/2025).
Untuk mengatasi kesepian, para ahli menyarankan membangun hubungan yang autentik, terlibat dalam komunitas sosial, serta mencari bantuan profesional seperti terapi atau konseling.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa koneksi manusia bukan hanya soal kehadiran fisik, tetapi juga tentang kedekatan emosional yang tulus dan bermakna.