Breaking News

Dari Lahan Tidur Menjadi Kebun Edukasi: Siswa SDN 64 Lubuklinggau Tanam Jagung Didampingi Guru

 

Doc.penulis

Jendelakita.my.id – Semangat belajar sambil beraksi di luar kelas ditunjukkan oleh siswa-siswi SDN 64 Lubuklinggau yang kompak melaksanakan kegiatan penanaman jagung di kebun belakang sekolah mereka. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari aksi gotong royong membersihkan lahan yang sebelumnya dipenuhi semak belukar.

Di bawah bimbingan langsung para wali kelas dan dewan guru, puluhan siswa terlihat antusias mengubah lahan kosong menjadi area produktif. Berdasarkan pantauan, para siswa yang mengenakan seragam merah-putih dengan rok panjang merah dan kemeja batik terlihat bekerja sama menancapkan tiang-tiang kayu dan memasang tali sebagai panduan untuk membuat bedengan serta menentukan jarak tanam yang tepat.

Praktik Langsung Menumbuhkan Kecintaan terhadap Lingkungan

Kepala SDN 64 Lubuklinggau menyatakan bahwa program bercocok tanam ini dirancang sebagai bagian dari edukasi lingkungan dan kewirausahaan di sekolah.

“Setelah kemarin kita bersihkan lahannya, hari ini kita langsung turun menanam jagung. Ini adalah wujud nyata penerapan ilmu pengetahuan di luar kelas. Anak-anak tidak hanya belajar teori di buku, tetapi juga merasakan langsung bagaimana proses menanam, mulai dari mengolah tanah hingga nanti panen,” jelas beliau.

Para guru aktif mendampingi dan memberikan instruksi praktis, seperti cara membuat lubang tanam, menanam benih jagung dengan kedalaman yang pas, hingga teknik pengairan sederhana. Interaksi ini menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan akrab.

Mendorong Karakter Gotong Royong

Selain mendapatkan pengetahuan praktis tentang pertanian, kegiatan ini juga berhasil memupuk karakter gotong royong dan tanggung jawab siswa. Mereka bekerja dalam kelompok, berbagi tugas, dan saling membantu.

Lahan di belakang sekolah yang sebelumnya terkesan kumuh kini telah bertransformasi menjadi Kebun Edukasi Jagung, yang diharapkan akan menjadi laboratorium alam bagi para siswa. Keberhasilan program ini diharapkan dapat memotivasi sekolah lain di Lubuklinggau untuk memanfaatkan lahan kosong mereka demi kegiatan edukatif yang serupa.

Penulis: Erik Yuyanda, Mahasiswa Semester V Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STAI Bumi Silampari.