Sekda Lubuk Linggau Tekankan Etika dan Integritas dalam Kepemimpinan ASN
![]() |
Foto: FB / Diskominfo Lubuklinggau |
Jendelakita.my.id. - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuk Linggau, H. Trisko Defriyansa, berperan sebagai narasumber dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Lubuk Linggau tahun 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Diklat pada hari Jumat, 2 Mei 2025. Dalam sesi pemaparannya, Sekda mengangkat tema yang sangat penting dan relevan, yaitu wawasan kebangsaan, etika, serta integritas dalam kepemimpinan yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.
Trisko menekankan bahwa pembangunan nasional hingga saat ini masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pemerataan pembangunan yang menjadi amanat dari program Nawacita Presiden. Oleh karena itu, menurutnya, peran pemimpin sangatlah krusial. Seorang pemimpin, ujar Trisko, harus mampu menginspirasi, memotivasi, dan mendorong tim kerja untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya sekadar jabatan, melainkan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni dalam mengelola manusia serta organisasi.
Lebih lanjut, Trisko mengangkat filosofi kepemimpinan yang diwariskan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara. Filosofi tersebut terdiri dari tiga prinsip utama, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberi semangat), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ketiga prinsip ini dinilai masih sangat relevan untuk membentuk karakter dan gaya kepemimpinan Aparatur Sipil Negara (ASN) masa kini yang dituntut untuk adaptif, responsif, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
Dalam konteks manajemen organisasi, Trisko juga menjelaskan konsep POAC, yang merupakan singkatan dari Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (penggerakan), dan Controlling (pengawasan). Ia menyebutkan bahwa penerapan konsep ini secara konsisten dapat membantu menciptakan tim kerja yang efektif, efisien, dan memiliki daya saing tinggi, baik di lingkungan internal maupun dalam menghadapi tantangan eksternal.
Tak kalah penting, Trisko menyoroti urgensi integritas dalam kepemimpinan ASN. Menurutnya, integritas adalah keselarasan antara hati, ucapan, dan tindakan. ASN yang berintegritas harus bersikap jujur, amanah, dan konsisten dalam menjunjung tinggi nilai moral dan etika birokrasi. Ia menambahkan bahwa pemimpin yang berintegritas harus memiliki karakter kuat, wawasan kebangsaan, kemampuan membangun jejaring internal dan eksternal, serta komitmen yang tinggi terhadap pengembangan organisasi secara berkelanjutan.
Menutup paparannya, Trisko mengajak seluruh peserta pelatihan untuk terus membangun budaya kerja positif di lingkungan birokrasi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan penghargaan kepada pegawai sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kinerja mereka. Ia juga kembali mengingatkan pentingnya menanamkan sembilan nilai integritas yang diusung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, kerja keras, sederhana, berani, peduli, dan adil. Nilai-nilai ini menjadi fondasi dalam membentuk ASN yang profesional dan berdaya saing tinggi dalam mendukung pembangunan nasional.