Breaking News

Mengenal Lebih Dekat Pondok Pesantren


Tulisan oleh : Yolanda Candra Winata  

  Mahasiswa program studi PAI-STAI Bumi Silampari Lubuklinggau

Jendelakita.my.id. - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji, dan sebagainya. Inilah mengapa ada tambahan kata Pondok di depan, sebagai penanda bahwa Pondok Pesantren pada dasarnya adalah tempat untuk menuntut ilmu agama Islam bagi para murid atau santri, di mana pada umumnya murid atau santri tinggal di dalam asrama di bawah naungan Pondok Pesantren, serta menjalani kehidupan di sana. Pondok Pesantren pada umumnya dipimpin oleh seorang Kyai Pengasuh sebagai pucuk pimpinannya. Pada dekade belakangan ini, pondok pesantren terbagi menjadi tiga makna, yaitu pondok pesantren salaf, pondok pesantren modern, dan pondok pesantren semi modern. Selain itu, secara umum pondok pesantren mengajarkan keilmuan Al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Sharaf, Nahwu, dan tasawuf. Namun semakin berkembang dengan hadirnya Bahasa Inggris, Ilmu Komputer, IPA dan IPS, serta pengetahuan lainnya.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, pondok pesantren secara umum terdapat di seluruh pulau dan provinsi di Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke. Dari mulai di desa sampai di kota-kota besar. Perkembangan teknologi juga menjadikan pondok pesantren semakin mudah ditemui, apalagi santri-santrinya doyan ngenet. Jadi kurang tepat apabila ada yang mengatakan bahwa pondok pesantren itu ketinggalan jaman. intinya keberadaan pondok pesantren semakin mudah kita jumpai dan tentu saja terjangkau oleh transportasi.

Pada dasarnya, warga pondok pesantren terbagi menjadi dua, yaitu Kyai dan santri. Semakin banyaknya santri membuat Kyai memerlukan tenaga pengajar tambahan yang biasa disebut Ustad oleh orang Indonesia pada umumnya. Biasanya Ustad diangkat langsung oleh Kyai dari para santri yang sudah senior, namun tidak menutup kemungkinan juga teman Sang Kyai ketika mondok dulu, atau mungkin dari Ustad setempat. Santri pondok pesantren beragam dari mulai usia 6 tahun sampai dengan santri yang usianya 30 tahun lebih. Pada zaman sekarang, biasanya santri tidak hanya mengkaji ilmu agama di pondok saja, tapi juga sekaligus menjadi siswa di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan mahasiswa perguruan tinggi.

Pada awal mula perkembangannya, pondok pesantren terbangun dengan sendirinya karena keberadaan seorang Kyai, dan adanya beberapa murid yang ingin berguru kepadanya. Perlahan-lahan jumlah murid semakin banyak sehingga tercipta sebuah komunitas yang memerlukan sebuah nama untuk dapat menjaring lebih banyak murid guna menyebarkan ilmu-ilmu yang berguna bagi masyarakat.

Berdasarkan berbagai sumber, TS menyimpulkan bahwa pondok pesantren ada di Indonesia jauh sebelum masa kemerdekaan, yaitu sekitar tahun 1500-an. Beberapa ahli mengatakan bahwa pondok pesantren merupakan produk institusi pendidikan yang asli dari Indonesia, sementara ahli yang lain menyatakan bahwa pondok pesantren merupakan diadaptasi dari India dan Arab.

model pendidikan pondok pesantren sudah ada sejak zaman perkembangan awal Hindu-Budha di Indonesia, terutama pulau Jawa. Barulah sejak Islam masuk kita pertama kali mengenal istilah Pondok Pesantren.

Tujuan awal berdirinya pondok pesantren adalah sebagai institusi pendidikan Islam. Namun lebih dari itu. Di zaman penjajahan dulu, pondok pesantren menjadi salah satu tonggak perjuangan melawan penjajah, tentunya berdampingan dengan umat agama lain, bersatu-padu memobilisasi masyarakat untuk bertempur mengusir penjajah dari NKRI. Kalo agan pernah nonton film SANG KYAI pasti ngerti deh betapa hebatnya perjuangan kala itu.

Secara umum, pondok pesantren mengatur kegiatan para santri dari mulai bangun tidur sampai dengan tidur lagi. Biasanya, sebelum Shubuh para santri sudah wajib bangun untuk mandi dan sholat Shubuh berjamaah. Di dalam pesantren salaf biasanya, kegiatan setelah itu adalah mengaji dengan jam pelajaran seperti sekolah pada umumnya, biasanya dua jam pelajaran, istirahat 15 menit, kemudian dilanjut materi berikutnya. Sedangkan di pondok pesantren semi modern dan modern biasanya kegiatan mengaji berlangsung sampai jam enam atau jam tujuh pagi, untuk kemudian santri bersiap berangkat ke sekolah atau ke kampus sampai sore hari. Biasanya bakda magrib sampai sekitar jam sepuluh diisi dengan pengajian lagi, baru deh santri istirahat. 

Sudah menjadi pengetahuan luas bahwa pondok pesantren dianggap memiliki hukuman yang tegas bagi para santri yang melanggar peraturan seperti bolos mengaji, mencuri, berkelahi, dan sebagainya. Yap betul sekali, pada dasarnya seperti sekolah pada umumnya, ada aturan yang harus ditaati oleh santri untuk menjaga iklim belajar tetap kondusif. Dari hukuman ringan seperti menulis hafalan, sampai dengan digundul. 

Namun tidak benar adanya bahwa pondok pesantren itu melarang santri membawa gadget dan sebagainya. At least tidak semua pondok pesantren menerapkan standar ini. Adapun yang tepat adalah, pondok pesantren membatasi penggunaan gadget agar sesuai dengan porsinya. Bagi santri yang masih sekolah biasanya memang dilarang membawa gadget, namun tetap diberi sarana komunikasi dengan orang tua, kok. Jadi ya gitu deh emoticon-Big Grin.