Tantangan Globalisasi - Liberalisasi dan Post Modernisme
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Kemampuan menghadapi tantangan yang amat mendasar dan akan melanda kehidupan nasional -sosial - ekonomi dan politik, bahkan mental dan moral bangsa - maka benteng terakhir yang diharapkan mampu bertahan ialah Keyakinan nasional dan keunggulan dasar negara Pancasila baik sebagai filsafat hidup bangsa (Weltanschauung) maupun sebagai dasar negara (ideologi) negara, ideologi nasional.
Hanya dengan keyakinan nasional ini manusia Indonesia tegak tegar dengan keyakinannya yang benar dan terpercaya: bahwa sistem filsafat
Pancasila sebagai bagian dari filsafat Timur, mengandung dan memancarkan identitas dan integritas martabat nya sebagai sistem filsafat theisme-relegius. Maknanya, sistem filsafat demikian secara filosofis - ideologis dan konstitusional berfungsi sebagai asas kerohanian Indonesia jiwa dan kepribadian bangsa (jati diri nasional); jiwa UUD negara sekaligus sumber dari segala sumber hukum Indonesia.
Ajaran filsafat Pancasila terjabar dalam pembukaan UUD 45 dan Batang tubuh seutuhnya: karenanya melaksanakan dasar negara Pancasila terutama dengan dilandasi dan berpedoman UUD 45 (UUD Proklamasi) kita akan tegak tegar, bahkan jaya sentausa... Insyaallah dunia dan akhirat.
Bandingkan dengan ajaran filsafat kapitalisme - liberalisme yang beridentitas individualisme -sekularisme - pragmatisme akan hampa spritual religius sebagaimana juga identitas Marxisme - komunisme! Kapitalisme -liberalisme memuja kebebasan dan HAM demi kapitalisme (baca ; materi, kekayaan sumber daya alam yang dikuasai neoimperalisme): dalam praktek politik dan ekonomi liberal.
1, Watak setiap ajaran filsafat dan ideologi dengan asas dogmatisme senantiasa merebut supremasi dan dominasi atas berbagai ajaran filsafat dan ideologi yang dipandangnya sebagai saingan. Ideologi kapitalisme -liberalisme yang dianut negara negara Barat sebenarnya telah merajai kehidupan berbagai bangsa dan negara; politik kolonialisme - imperialisme. Karena itulah, ketika perang dunia ke dua berakhir 1945, meskipun mereka meraih kemenangan atas Germain dan Jepang, namun mereka kehilangan banyak negara jajahan memproklamasikan kemerdekaan, termasuk Indonesia. Sejak itulah penganut ideologi kapitalisme - liberalisme menetapkan strategi politik neo-imperialisme untuk melestarikan penguasaan ekonomi dan sumber daya alam di negara negara yang telah mereka tinggalkan.
2, Melalui berbagai organisasi dunia, mulai PBB, World Bank dan IMF sampai APEC dipelopori Amerika Serikat mereka tetap sebagai kesatuan Sekutu dan Uni Eropa dalam perjuangan merebut supremasi politik dan ekonomi dunia (Neo -imperialisme).
3, Hampir semua negara berkembang yang kondisi Ipteks, industri dan ekonomi amat tergantung kepada negara maju (G-8) maka melalui bantuan modal pembangunan baik bilateral maupun multilateral, seperti melalui IMF dan World Bank, termasuk IGGI kemudian CGI semuanya mengandung strategi politik ekonomi negara sekutu.
4, Melalui kesepakatan APEC, mereka menyebarkan doktrin ekonomi liberal, atas nama ekonomi pasar - tidak boleh ada proteksi demi peningkatan kemampuan dan kemandirian -- Sementara potensi ekonomi berbagai negara berkembang tanpa proteksi, tanpa daya saing yang memadai, semua dilumpuhkan dan ditaklukkan.
Tercapailah politik supremasi ekonomi kapitalisme - liberalisme, Neo -imperialisme.
Ternyata kemudian, mereka telah didik juga sebagai kader pengembang ideologi dan politik ekonomi kapitalisme - liberalisme - Neo -imperialisme termasuk dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
Tantangan globalisasi -liberalisasi dan post modernisme dapat berwujud adanya degradasi wawasan nasional dan wawasan ideologi nasional. Demikian pula degradasi mental ideologi, seperti budaya demokrasi liberal dan HAM - meskipun tidak sesuai dengan asas filsafat dan ideologi bangsanya -- Pemikiran beberapa fenomena sosial politik era reformasi dengan praktek budaya: kapitalisme -liberalisme dan neoliberalisme dalam hampir semua bidang kehidupan Indonesia.***
*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan