Mengenal Gurindam 12 Raja Ali Haji
Jendelakita.my.id. - Sewaktu duduk di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, bagi mereka yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada masanya, sewaktu menteri bahasa Indonesia salah satunya adalah sub bagian sastra, maka murid murid akan menerima suguhan materi pelajaran tentang beberapa jenis sastra.
Salah satunya adalah sastra / puisi yang disebut dengan GURINDAM 12 yang sangat populer karangan Raja Ali Haji.
Raja Ali Haji nama lengkapnya Raja Ali Haji ibni Raja Haji Ahmad hidup dan berkarya antara tahun 1808-1873.
Sedangkan Raja Haji Ahmad (1774-1874) ibni Raja Haji Fisabilillah.
Gurindam 12 karya Raja Ali Haji sudah termasyhur seantero dunia.
Mengutip tulisan Rima Melati, S.Ag, dalam bukunya I'tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji. Asal muasal terciptanya gurindam dari jari jemari Raja Ali Haji adalah sebagai tanda cintanya kepada seorang Engku Puteri Raja Hamidah yang tinggal di pulau Penyengat sebagai mahar (mas kawin), berupa sekumpulan syair.
Beliau adalah seorang sastrawan di kepulauan Riau pada masanya dan diakui sebagai salah satu Pahlawan nasional.
Kalimat kalimat yang teruntai di syair gurindam 12 sarat dengan nuansa keislaman., dikarenakan gurindam 12 berisi nasehat yang sangat berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat di mana Raja Ali Haji tinggal, yaitu masyarakat Melayu
Hal ini dimungkinkan karena dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu sebagai dampak dari lancarnya proses islamisasi di wilayah kepulauan Riau.
Sekedar catatan dalam teori ilmu hukum modern (baca barat), bahwa pada masa lahir gurindam 12 yaitu di abad ke - 18, yaitu abad di mana sedang berkembang teori RECEPCIO IN COMPLEKTIO. Teori ini dikembangkan oleh Prof. Van Keyzer dan Prof Van Berg, yang mengatakan bahwa Budaya (adat istiadat) suatu masyarakat akan menerima (meresepsi) secara keseluruhan (komplek), dari ajaran agama dalam hal ini gurindam 12 menerima atau bernuansa islami.
Jadi benar apa yang disampaikan oleh dua profesor di atas.terbukti dengan hadir nya gurindam 12.
Kalau di Sumatera Selatan untuk melihat atau menguji teori Receptcio in complektio tersebut ada di Simbur Cahaya/UUSC, baik yang disusun oleh RATU SINUHUN. Dan atau yang dicetak oleh Prof. Van den Bosch seorang controller di Tebing Tinggi 4 Lawang. Kabupaten,4 Lawang sekarang.
Kembali ke fokus awal bahwa Gurindam 12 mempunyai dua baris dalam perangkap atau beberapa baris dalam perangkap, di mana setiap baris ke baris mempunyai makna dan saling berkesinambungan antara baris pertama dan berikutnya. Baris pertama disebut syarat yang merupakan suatu pikiran atau peristiwa yang ingin disampaikan oleh Raja Ali Haji dalam gurindam 12. Sedangkan baris kedua adalah jawab atau keterangan pokok pikiran yang dinyatakan dari ayat pertama atau garis pertama (lihat Rima Melati:2014).
Tentu kita bertanya kenapa disebut Gurindam 12.
Karena isi syair tersebut memiliki 12 pasal.
Menurut analisis sementara penulis dari 12 pasal tersebut mempunyai makna kehidupan manusia yaitu pertama, hubungan manusia dengan Allah (vertikal), kedua hubungan sesama manusia ( horizontal), dan ketiga, fungsi manusia sebagai wakil Allah di dunia (Khalifah).
Pasal 1, berjudul Menghidupkan Agama terdiri dari 6 sub materi.
Pasal 2, Menguatkan Iman terdiri dari 7 sub materi.
Pasal 3, Memelihara Indra (7 pokok bahasan).
Pasal 4, Menjauhi Maksiat terdiri dari 11 butir bahasan.
Pasal 5, Berakhlak mulia (6 sub bahasan).
Pasal 6, Yang Harus Dicari (memuat 6 sub bahasan).
Pasal 7, Yang Harus Dihindari (memuat 10 sub pokok bahasan).
Pasal 8, Adab Bergaul ( memuat 9 sub materi).
Pasal 9, Sifat Sifat Syaiton (memuat 8 sub pokok bahasan).
Pasal, 10. Kewajiban Rumah Tanggal (berisi 5 sub bahasan).
12, Jihad Di Jalan Allah (6 sub pokok bahasan) terakhir
Pasal 12. Menjadi Pemimpin Yang Benar (7 sub pokok bahasan).
Contoh Pasal satu ( menghidupkan agama).
Sub bahasan berjudul Mendirikan Agama
"Barangsiapa tiada memegang agama Segala galanya tiade boleh dibilangkan nama".
Pasal 2 Menguatkan Iman. Sub bahasan Iman kepada hari kiamat;
"Barangsiapa mengenal akhirat Tahu ia dunia mudarat".
(Bagian hubungan vertikal).
Dan seterusnya sampai pasal 7.
Pasal 8, berjudul Abad Bergaul.
Sub bahasan Amanah "Barangsiapa khianat akan dirinya Apalagi kepada lainnya"
Pasal 9 judul Sifat Sifat Syaiton .
Sub judul Melakukan Perbuatan Jahat
"Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan.
Bukan manusia yaitu syaitan '.
Dan seterusnya.
Pasal 11 berjudul Jihad di Jalan Allah.
Sub bahasan Cinta Tanah Air.
" Hendak berjasa Kepada yang sebangsa ".
Pasal 12 berjudul Menjadi Pemimpin Yang Benar.
Sub pokok bahasan Mengambil keputusan hasil musyawarah;
"Raja mufakat dengan menteri Seperti kebun berpagarkan duri".
Bagian tugas dan fungsi manusia sebagai Khalifah di dunia..
Demikianlah sekelumit kajian penulis tentang Gurindam 12 karya Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Hasil oleh oleh dari berkunjung ke pusara beliau tanggal 6 Agustus 24. Dengan di pandu oleh Datuk Aswandi Syahri. Beserta rombongan Peserta Silaturahmi Kerja Lembaga Adat Rumpun Melayu se Sumatera. ***