Variabel Menentukan Pimpinan Via Pilkada
Tulisan Oleh : H. Albar Sentosa Subari
Jendelakita.my.id. - Di dalam menentukan pilihan seorang pemimpin dalam suatu komunitas baik yang sederhana sifatnya maupun sudah komplek perlu diketahui oleh pemilih beberapa faktor pertimbangan, yaitu faktor situasional, faktor individual dan faktor daya dukung sangat menentukan dalam kepemimpinan.
Di samping itu, ada unsur - unsur yang paling sedikit harus dimiliki oleh pemimpin, yakni (1). Ada nya kekuasaan (power); (2). Adanya kewibawaan (authority); (3). Adanya popularitas (popularitas); (4). Pengikut (followers).
Unsur unsur tersebut dalam masing-masing berbeda dalam bentuk nya, dalam hal ini tergantung kepada struktur dan adat kebudayaan masing-masing masyarakat.
Segi hubungan antara pimpinan dan anggota kelompok dapat dilihat adanya suatu pola yang asimetris. Artinya di satu pihak mempunyai pengaruh yang lebih besar dari pada pihak pihak lainnya.
Pengaruh yang besar ini timbul karena adanya sifat sifat yang dimiliki oleh pribadi pimpinan antara lain;
(1), sifat disenangi warga masyarakatnya;
(2), sifat yang menjadi cita cita bagi banyak masyarakat dan yang suka ditiru oleh masyarakatnya:
(3), keahlian yang akan diakui oleh warga masyarakat nya;
(4), sifat yang diwujudkan oleh kekuatan fisiknya;
(5), sifat yang sesuai dengan norma norma masyarakat;
(6), memiliki lambang lambang pimpinan resmi yang ditentukan oleh adat istiadat (Koentjaraningrat).
Di samping itu, sebagai fenomena kepribadian terdapat beberapa sifat kepemimpinan yang umumnya dikehendaki oleh masyarakat dan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat.
Menurut suatu survei, maka sifat sifat kepemimpinan yang dikehendaki oleh masyarakat adalah sebagai berikut;
a, sikap demokratis
b, penuh vitalitas
c, memiliki keramah tamahan
d, penuh antusias
e, simpatik
f, tepercaya
g, penuh daya juang.
Sedangkan sifat sifat kepemimpinan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat yaitu
a, sifat acuh tak acuh
b, berpandangan sempit
c, penakut
d, perasaan
e, egoisme
f, aneh dan sekehendak hati
g, keras kepala.
Dalam membicarakan kepemimpinan ini, maka kita juga harus mengetahui yang membentuk kepemimpinan. Unsur unsur yang membentuk kepemimpinan adalah
1, energik, 2. Intelegensi 3, karakter.
Energik, adalah esensi dari segala benda dan kehidupan, bersumber pada aktivitas dari inti yang mendukung kehidupan itu. Begitu pula untuk kepemimpinan, energik adalah suatu hal yang esensial dan merupakan kekuatan pendorong. Energik dapat dimanifestasikan dalam kegiatan psikis. Manifestasi yang pertama dapat dilihat dari segala kegiatan atau aktivitas kerja, sedangkan manifestasi yang kedua dapat dilihat dari gagasan atau ide yang terbentuk dalam konsep. Kedua wujud dari energi ada relevansinya dengan kepemimpinan dan wujudnya berbentuk sebagai tindakan dari pemimpin. Energik dapat memanifestasikan diri dalam sikap berani dan dalam rasa tanggung jawab. Akan tetapi, energi saja tidak menjamin adanya kepemimpinan bila tidak tersalurkan ke arah yang jelas dan menentu. Hanya energi yang disalurkan untuk memecahkan masalah masalah adalah energi menjadi bentuk intelegensi dan intelegensi yang digunakan adalah untuk memecahkan masalah kepemimpinan.
Intelegensi adalah kemampuan dan kemahiran untuk mengobservasi, meneropong ke depan, berpikir dan mengevaluasi masalah. Energi di sini adalah intelegensi yang dapat memecahkan masalah masalah kepemimpinan. Di samping unsur energi dan unsur intelegensi, unsur karakter mutlak diperlukan untuk tindakan kepemimpinan yang benar dan terarah.
Karakter adalah intelegensi dan organisasi dari sifat kepribadian. Dalam arti psikologis orang dapat mempunyai sifat yang kuat atau lemah. Orang yang karakter nya lemah adalah orang yang sifatnya kepribadian nya tidak terorganisir secara kuat, sedangkan orang yang karakter nya kuat adalah orang yang tahu tentang keinginannya, mempunyai kemauan yang baik, dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Maka dapat dikatakan bahwa karakter sosial adalah integrasi unsur unsur kepribadian dengan menunjukkan pada nilai nilai sosial. Sebaiknya kita meninjau ukuran untuk peranan kepemimpinan tidak terlepas dari nilai yang dijabarkan oleh agama, kebudayaan, lingkungan, yang bersifat universal dan human.
Dalam membahas tentang,"Kepemimpinan Masyarakat Ditinjau dari Aspek Budaya dan Sosiologi Masyarakat", kita harus meninjau tentang mekanisme pimpinan masyarakat. Yang dimaksud kan sebagai mekanisme di sini adalah segi segi komunikasi antara pimpinan masyarakat dengan warga nya. Cara bagaimana pimpinan membawakan peranannya dan bagaimana peranan pemimpin dalam proses perubahan sosial. Hal ini mendukung popularitas pemimpin adalah faktor kewibawaan serta kekuasaan yang dia miliki, di mana hal hal ini sering diintimidasi oleh para pengikutnya. Untuk menjaga popularitas nya, pemimpin berusaha untuk selalu menutupi kelemahan nya dan hal ini dipertahankan dengan selalu menjaga jarak dengan pengikutnya. Bukanlah hal yang aneh bila kita melihat pemimpin masyarakat menjadi sakral dan agung serta selalu dihormati oleh pengikutnya, misalnya kepemimpinan raja raja yang masih ada sampai sekarang, di Yogyakarta, Solo dan sebagainya.
Popularitas pimpinan itu sebenarnya juga mengandung suatu pengaruh dari mempunyai arah dari warga masyarakat kepada pimpinannya. Hal ini merupakan proses awal di mana warga masyarakat memproyeksikan cita cita nya kepada pimpinannya. Mereka mengambil bagian dalam kepemimpinan dengan mengidentifikasi diri kepada pimpinannya. Bentuk identifikasi demikian memberikan kepuasan emosional dan merupakan suatu pendorong kuat untuk aktif membela pimpinan, untuk menyamai bahkan melebihi prestasi prestasi nya (Polak).**"
*) Penulis adalah Pemerhati Sosial dan Hukum