Ringkasan Jurnal dengan Judul "Pengembangan Model Manajemen Evaluasi Pembelajaran Terpadu untuk Pendidikan Islam Anak Usia Dini"
Jendelakita.my.id. - Jurnal ini ditulis oleh Joni Helandri, Muhammad Arsyad, Utiyah Afiani, Agung Aris Munandar, Nabil Al Bukhori, M. Syahdan Al Fatih, Syahri Rahman dan diterbitkan pada jurnal Bouseik: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2, No. 1 Mei 2024.
Berikut adalah ringkasan jurnal dimulai dengan pentingnya
inklusi dan keberagaman budaya dalam pendidikan anak usia dini tidak bisa
diabaikan. Pendekatan pedagogis yang inklusif menghargai keberagaman budaya,
bahasa, dan latar belakang siswa, menciptakan lingkungan yang membuat setiap
anak merasa diterima. Salah satu
strategi untuk mencapai ini adalah dengan menggunakan materi pembelajaran yang
mencerminkan keberagaman budaya. Guru dapat menggunakan buku cerita, mainan,
lagu, dan bahan pembelajaran lainnya yang menggambarkan berbagai budaya.
Penggunaan bahasa yang inklusif juga penting. Guru harus
sensitif terhadap kebutuhan linguistik siswa dan menggunakan bahasa yang
mengakomodasi berbagai bahasa yang digunakan dalam lingkungan pembelajaran.
Metode pengajaran yang berpusat pada siswa, yang menyesuaikan dengan kebutuhan
dan gaya belajar individu, juga efektif dalam menciptakan lingkungan yang
inklusif.
Fasilitasi interaksi dan kerja sama antara siswa dari latar
belakang budaya yang berbeda juga penting. Kerja sama dalam proyek kelompok
atau kegiatan kolaboratif lainnya membantu siswa menghargai perbedaan dan
bekerja sama secara efektif. Guru juga bisa mengadakan diskusi, kegiatan, atau
presentasi tentang budaya dan tradisi yang berbeda untuk membangun kesadaran
dan pemahaman tentang keberagaman budaya di antara siswa.
Menciptakan aturan dan norma kelas yang menghargai
keberagaman budaya juga penting. Guru harus mengajarkan anak-anak untuk
menghormati dan menghargai perbedaan serta mempromosikan sikap saling
menghormati. Selain itu, partisipasi aktif dari orang tua dalam pendidikan
anak-anak mereka juga penting. Guru dapat mengundang orang tua untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kelas atau proyek pembelajaran, serta memberikan
kesempatan kepada mereka untuk berkontribusi dalam perencanaan dan evaluasi
pembelajaran.
Guru juga perlu diberi pelatihan dan dukungan dalam memahami
dan mengakomodasi keberagaman budaya. Menggunakan teknologi sebagai alat untuk
mendukung inklusi dan keberagaman budaya juga bisa menjadi strategi yang
efektif. Dengan perangkat lunak pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan siswa
yang berbeda, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif.
Dukungan tambahan bagi siswa yang membutuhkan juga penting.
Guru bisa bekerja sama dengan staf pendukung khusus untuk menyediakan layanan
yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Mengadakan acara dan kegiatan
kelas yang merayakan keberagaman budaya juga membantu meningkatkan kesadaran
dan mempromosikan rasa kebersamaan di antara siswa. Memberikan umpan balik
positif dan membangun kepercayaan diri bagi siswa dari latar belakang budaya
yang berbeda juga penting. Guru perlu memberikan pengakuan atas kontribusi dan
prestasi siswa, serta membantu mereka merasa diterima dan dihargai di
lingkungan kelas.