Breaking News

Fenomena "Suku Kumoring" Dalam Pilkada

Tulisan oleh H. Albar Sentosa Subari*)

Jendelakita.my.id. - Banyak fenomena yang bisa diungkapkan, kalau kita mau mengkaji keunikan dari "Suku Kumoring".

Keunikan tersebut disebabkan beberapa faktor misalnya wilayah berdomisili suku kumoring sangat luas mulai dari ulu sungai kumoring sampai ke hilir memasuki arah kota Palembang.

Tentu ini berdampak pada akulturasi budaya baik sengaja dan atau tidak sengaja. Contohnya kalau kita mau membuat peta penyebaran etnis penduduk seperti Sumatera Selatan itu sangat ditentukan oleh suatu aliran sungai.

Menurut ilustrasi dari sebuah kamus bahasa kumoring setidaknya ada 56 suku atau etnis yang mendiami dusun/ tiuh asli.

Sebelum kita melihat fenomena suku Komuring dalam Pilkada Sumsel tahun 2024,  yang dalam tulisan ini berjudul Fenomena Suku Kumoring Dalam Pilkada tahun 2024, sebagai salah satu suku yang besar mendiami wilayah Sumatera Selatan ada baiknya kita menelusuri sedikit asal usul dari Suku Kumoring tersebut.

Dengan merujuk pada kitab kitab yang ditulis oleh putra putra daerah yang berasal dari etnis KUMORING yaitu antara lain  Buku Karangan bapak/ kiyai H. Hatta Ismail, SH bersama saudara kandung nya bapak/ kiyai H. Arlan Ismail SH, berjudul Adat Perkawinan Kumoring Ulu Sumatera Selatan dan Perkembangan MARGA di Sumatera Selatan (asli berasal dari tiuh / dusun Minanga Tongah (Dusun Minanga ada dua yang dipisahkan oleh sebuah jembatan yaitu Minanga Tongah dan Minanga Balaq, pada umumnya kedua nya masih bersaudara baik karena faktor keturunan ataupun karena pernikahan, serta faktor teritorial).

Serta buku bapak/ adik Jousairi Hasbullah berasal dari dusun/tiuh/ Desa Surabaya Ogan Komering Ulu Timur, yang berjudul Komering Kita (telaah sosial - ekonomi dan kultural).

Banyak pendapat tentang asal-usul suku kumoring baik yang ditulis oleh sarjana asing maupun sarjana bangsa kita sendiri..

Sebagaimana dikutip oleh Jousairi Hasbullah pada halaman 18-19, 

Suku kumoring menurut Gramberg (1866 dari buku BI Oedjan Mas di Boemi Sriwijaya, 2020) adalah diantara kelompok suku pertama di Sumatera Selatan. Orang kumoring ini, sejalan dengan penjelasan sebelumnya, berasal dari Gunung Seminung. Berada di bagian selatan Bukit Barisan, tepatnya di sekitar Danau Ranau yang termasuk ke dalam onderafdeeling Muara dua, keturunan Paksi Sekala Brak atau Sakala Bhra yang menjadi nenek moyang orang kumoring ( Gramberg dalam Jousairi Hasbullah, 2023).

Yang menarik perhatian dari suku bangsa kumoring ini disebabkan berada di tengah suku yang lain, namun tetap mempertahankan identitas nya (cinta kumoring).

Kelompok Sakala Bhra sebagai induk suku yang tadinya memiliki karakter, karena didorong oleh kepentingan mempertahankan kelanjutan hidup kelompok, mengharuskan mereka mencari tempat yang dapat memberikan kenyamanan, dengan menelusuri sungai yang ada waktu itu yang sekarang kita sebut Sungai kumoring menuju muara dalam bahasa kumoring asli di sebut Samanda. Akhirnya kita kenal sekarang dengan sebutan Samandaway dari kata Samanda - di way. (Mengikuti sungai).

Menurut H. Hatta Ismail dan H. Arlan Ismail. Dalam bukunya halaman 14 Kelompok Samandaway ini akhirnya sampai di muara (Minanga) setelah itu mereka memencar, mencari tempat yang strategis dan mendirikan tiga kepuhyangan.

Dan akhirnya akibat perkembangan lahirnya kelompok kelompok kepuhyangan sampai tujuh kepuhyangan.

Masing masing otonomi yang diketuai oleh seorang sesepuh dipanggil dengan Pu-Hyang.

Mulai dari Muara dua Oku Selatan sampai ke Gunung batu Oku Timur sampai perbatasan dengan Ogan Komering Ilir.

Kembali ke fokus bahasan semula: yaitu Fenomena Suku Kumoring Dalam Pilkada, dapat kita lihat di media sosial baik cetak maupun elektronik. Terutama yang menggunakan WA baik pribadi dan atau kelompok terlihat yang sama sama berasal dari suku Komuring sebut saja misalnya WA Jolma Kumoring yang penulis sendiri ada di dalam menjadi WAG : setiap hari kita dapat ikuti postingan postingan soal keterkaitan suku kumoring baik pribadi dan atau kelompok dengan bakal calon Gubernur Sumatera Selatan yang akan datang (Pilkada 2024). Karena di salah satu calon Gubernur adalah bapak H. Herman Deru SH MM. Jolma Kumoring dan Panglima Perang bakal calon lainnya adalah juga jolma kumoring. Sehingga menarik bagi penulis menjadikan sebuah bahan analisis begitu eksis nya suku Komuring dalam hal ini adalah saat saat menjelang pemilihan kepala daerah.***

*) Penulis adalah Pengamat Hukum dan Sosial