Kisah Inspiratif Zubir Alfiansyah Mencari Ilmu dan Wawasan ke Jakarta
Tulisan oleh: Firman Abisyiwih
Jendelakita.my.id - Zubir Alfiansyah adalah anak
pertama dari empat bersaudara yang lahir dari keluarga sederhana ibunya seorang
penjual kue keliling dan bapaknya seorang petani karet. Beliau sekolah di SDN
33 Lubuklinggau, MTSN 1 Lubuklinggau, dan MAN 1 Lubuklinggau.
"Dulu waktu sekolah di MTS di kelas 7 dan 8 saya jalan
kaki dari rumah saya yang berada di keramat ke megang tempat saya sekolah karena
keluarga kami belum ada motor di masa itu, karna tekat yang kuat ingin sekolah
dan mencari ilmu saya giat dalam menuntut ilmu meskipun harus berjalan kaki
kesekolah" ujar Zubir Alfiansyah mengawali wawancara.
Setelah lulus SMP beliau melanjutkan sekolah di MAN 1
Lubuklinggau dan setelah lulus MAN beliau langsung pegi keperantauan tepatnya
di Jakarta pada tahun 2014. Kala itu beliau hanya pergi sendirian ke Jakarta meskipun
belum tahu Jakarta itu bagaimana tapi demi membahagiakan orang tua dan menambah
wawasan beliau pergi sendirian ke jakarta untuk berkuliah karena beliau
mendapatkan beasiswa pada masa itu.
Sesampainya di Jakarta beliau belum aktif beraktivitas
melainkan harus kursus bahasa Arab dan Inggris di kampus tempat ia akan
berkuliah itu, dan setelah 2015 Zubir Alfiansyah pun berkuliah dengan mengambil
jurusan Tafsir Al Qur'an di Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) SADRA di
Jakarta.
Saat kuliah beliau sudah mulai menjadi relawan di beberapa
yayasan diantaranya Mizan Amanah (sebagai fundraiser), Dapur Berkah, dan
setelah lulus kuliah di tahun 2019 beliau bergabung menjadi relawan di lembaga
terbesar pada waktu itu yakni ACT, hingga 2020 beliau menjadi staf di ACT -
2022 sebagai SVP. setelah itu beliau bergabung dgn Korporat PT. Holland for
water beberapa bulan sampai kemudian Maret 2023 beliau mulai memutuskan untuk
kembali bergabung dengan yayasan kemanusiaan yakni Asar Humanity sampai skekarang
sebagai Senior staf Partnership.
Ashar Humanity ini hadir menjadi Lembaga Kemanusiaan yang
berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan Kemanusiaan terbesar, yaitu
KEMISKINAN. Dengan tujuan untuk menggerakkan kepedulian sosial masyarakat, agar
melahirkan tatanan sosial masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Beriringan dengan kedermawanan masyarakat dan semangat
kerelawanan, saat ini ASAR Humanity berfokus pada 5 (lima) pilar Energi
Kebermanfaatan, yaitu: Respon Darurat, Bantuan Pendidikan, Pangan, Kesehatan,
dan Dunia Islam.
Sebagai bukti tekad untuk menebar kebaikan serta meluaskan
kebermanfaatan, ASAR Humanity bersama dengan gerakan kebaikan umat, lembaga,
maupun perusahaan, telah berkontribusi di setiap isu krisis Kemanusiaan penjuru
Indonesia maupun Dunia.
"Menjadi relawan adalah suatu kebanggaan bagi saya
karna kita dapat membantu sesama manusia" ujar Zubir Alfiansyah.
Kesimpulan dari tulisan tentang kisah Zubir Alfiansyah ini
adalah dimanapun kita berada kita harus menjadi orang yang selalu peduli kepada
orang lain dengan menjadi relawan kemanusiaan agar kita dapat bermanfaat bagi
manusia lain dan bukan hanya diri sendiri.***