Breaking News

Bedah Rumah Tak Kunjung Rampung di Rejang Lebong: Harapan Warga Pupus, Utang Menumpuk

Jendelakita.my.id. -  Kisah pilu yang mengiris hati kini menimpa warga Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Harapan untuk mendapatkan hunian layak melalui program bedah rumah, berubah menjadi kenyataan pahit. Rumah-rumah yang seharusnya menjadi tempat berteduh, kini hanya menyisakan kenangan yang menyesakkan dada.

Dulu, rumah-rumah itu menjadi saksi bisu tawa dan canda keluarga. Kini, yang tersisa hanyalah bangunan berserakan, atap yang menganga, dinding yang tak selesai, serta lantai tanah yang dingin.

"Dulu, kami membayangkan rumah yang hangat dan nyaman. Sekarang, hanya bisa memandangi seonggok bangunan tak selesai dengan hati hancur," ujar seorang ibu dengan suara bergetar, menahan isak tangis.

Program bedah rumah tersebut seperti mimpi di siang bolong. Ia datang sekejap, lalu menghilang tanpa jejak. Warga kini tinggal seadanya, bahkan kerap menginap di kebun atau rumah keluarga.

Ancaman baru kini datang dari pemilik toko bangunan. Material yang sudah terpasang terancam dicabut kembali, menambah luka dan kepedihan warga. Utang yang menumpuk semakin menghimpit kehidupan mereka yang sudah serba kekurangan.

"Sudah bertahun lebih menanti pembayaran dari pemerintah, namun bagai pungguk merindukan bulan. Pembayaran tak kunjung dilakukan pemerintah," ujar Hengki, pemilik Toko Farel Bangunan Desa Tanjung Sanai II.

Hengki Saputra menceritakan bahwa pada awal program, Toko Farel Bangunan memenangkan lelang untuk mendistribusikan bahan bangunan bedah rumah. "Konsultan sudah memerintahkan saya untuk mengirimkan material bangunan, namun di pertengahan jalan ada edaran dari pemerintah untuk menghentikan pembangunan," ujarnya dengan lirih.

Bukan tanpa usaha, Hengki menuturkan bahwa ia sudah berulang kali berkoordinasi dengan konsultan dan Kepala Bidang Perkim Pemkab Rejang Lebong. Namun hingga saat ini, sepeser pun pembayaran belum diterimanya.

"Barang bangunan itu sebagian besar milik saya, tapi ada juga milik pemasok barang. Saya setiap minggu menahan sedih dan malu, selalu ditagih," selorohnya dengan nada bergetar.

Ironisnya, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong seolah memilih menutup mata dan telinga. Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) justru saling melempar tanggung jawab. Bahkan, rumah warga yang sudah dibongkar pun tak dipedulikan.

Sementara itu, Hengki menambahkan bahwa dirinya terus berusaha maksimal berkomunikasi dengan pihak terkait, termasuk konsultan program bedah rumah dan Kabid Perkim Rejang Lebong. Namun, mereka seolah lepas tangan dengan alasan sudah dipindahkan dan tidak lagi bertugas di sana.

Menurut Hengki, setelah berkonsultasi dengan konsultan, seharusnya masalah ini sudah jelas. Pekerjaan juga harus dilaksanakan sesuai dengan hasil pemeriksaan Inspektorat di lapangan, karena pembangunan memang benar-benar telah dilakukan.